Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi khusus penyandang disabilitas Australia (The disability royal commission ) menyebutkan, banyak warga negeri Kanguru itu yang masih menganggap kedisabilitasan seseorang menulari kehidupan orang yang tidak menyandang disabilitas. Pernyataan ini disampaikan oleh salah satu komisioner The disability royal commission dalam acara penutupan konferensi kerja The Disability Royal Commission di Sydney, Sabtu, 15 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua penyelidikan The Disability Royal Commission, Rhonda Galbally mengatakan media belum memberikan perhatian yang layak terhadap kasus yang banyak menimpa penyandang disabilitas di Australia. Sejak dibentuk pada 2019, penyelidikan The Disability Royal Commission telah menemukan banyak bukti yang mengejutkan. Temuan itu antara lain tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan oleh pengasuh, anak-anak yang dipisahkan dari ibu mereka segera setelah lahir, dan orang-orang dengan disabilitas dipisahkan dari orang-orang non-disabilitas dalam berbagai cara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sistem arus utama terus menolak anak-anak dan orang dewasa penyandang disabilitas saat ini. Saya juga diberitahu bahwa ada ketakutan — ketakutan bahwa disabilitas akan mencemari, menginfeksi kehidupan komunitas non-disabilitas dengan penglihatan, suara, dan perilaku yang mungkin mengganggu kehidupan non-disabilitas,” kata komisaris Rhonda Galbally, yang juga merupakan penyandang disabilitas, seperti yang dikutip dari ABC, Jumat, 15 September 2023.
Kekhawatiran Penyandang Disabilitas Rugikan Pendidikan Non-disabilitas
Galbally mencontohkan, ada kekhawatiran bahwa menempatkan siswa penyandang disabilitas di ruang kelas umum akan merugikan pendidikan siswa non-disabilitas. Namun penelitian yang disampaikan kepada Komisi Disabilitas menunjukkan ketakutan tersebut tidak memiliki dasar yang sah.
Kekhawatiran ini, lanjut Galbally, dapat memberikan akibat buruk bagi penyandang disabilitas lantaran dapat berlanjut pada perilaku kebencian, penelantaran, dan akhirnya kekerasan. "Ketakutan terhadap disabilitas muncul ketika orang yang berbadan sehat tidak memiliki hubungan yang kuat dengan penyandang disabilitas. Ketakutan ini bisa berubah menjadi kebencian terhadap disabilitas dan memandang penyandang disabilitas sebagai 'orang lain' yang bisa berubah menjadi kekerasan, pelecehan, penelantaran, dan eksploitasi terhadap penyandang disabilitas,” kata dia.
Salah satu warga yang berkontribusi memberikan bukti mengenai sikap anti pada penyandang disabilitaas ini adalah Uli Cartwright. Ia memberikan bukti kepada komisi Disabilitas pada November 2022 dan akan tetap menunggu terhadap apa yang terjadi selanjutnya serta hasil penyelidikan komisi. "Ini adalah pekerjaan besar selama empat setengah tahun dan saya tidak ingin itu... disimpan di rak," katanya.
Selain Uli Cartwright, organisasi penyandang disabilitas juga menyampaikan aspirasi mengenai sikap anti terhadap penyandang disabilitas di Australia ini. Salah satunya adalah Perhimpunan Wanita Disabilitas Australia.
Pemberitaan Kinerja Komisi Disabilitas Australia di Media Terbatas
Praktisi media, Sackville mengatakan, meskipun media telah memainkan peran penting dalam menyampaikan tugas komisi ini kepada masyarakat namun pemberitaan mengenai kinerja Komisi Disabilitas Australia masih sangat terbatas. “Banyak media arus utama tampaknya menempatkan Komisi Disabilitas dan pekerjaannya tidak diprioritaskan sebagai berita utama," katanya.