Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PEMERINTAHAN Presiden Joko Widodo akan beralih pada pekan depan. Presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, akan dilantik pada 20 Oktober 2024. Tugas selanjutnya, Prabowo mengumumkan nama-nama menteri yang masuk kabinet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sufmi Dasco Ahmad mengatakan kementerian pada kabinet Prabowo bakal berjumlah 44-46. Ketua Harian Partai Gerindra—partai bentukan Prabowo—itu menyebutkan jumlah kementerian tersebut bakal berfokus untuk menunaikan janji kampanye. "Asta Cita dan 17 Program Aksi, yang kemudian diimplementasikan pada kementerian-kementerian, baik yang existing maupun kementerian yang dipecah menjadi kementerian baru," ujar Dasco pada Jumat lalu, seperti dilansir Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, DPR juga akan menyesuaikan jumlah komisi dengan jumlah kementerian. Karena itu, menurut dia, DPR masih terus berkoordinasi dengan calon pemerintah yang baru. "Diharapkan Senin saat rapat pimpinan dan badan permusyawaratan itu sudah mendekati fix," ucapnya. Dasco menuturkan susunan kementerian di kabinet Prabowo ditetapkan pada H-5 sebelum pelantikan, sesuai dengan timeline yang direncanakan.
Pelantikan presiden dan wakil presiden dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang. Artinya, penetapan susunan menteri dilakukan pada 15 Oktober 2024. Sebelum hari itu, para calon menteri disebut bertemu lebih dulu dengan Prabowo.
Menanggapi hal itu, pengajar hukum tata negara dari Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah, mengatakan Prabowo semestinya membentuk kabinet yang efisien dengan diisi kalangan profesional atau non-partai. Kabinet ini disebut kabinet zaken. Prabowo dikabarkan sempat ingin mengusung kabinet zaken di pemerintahannya.
Menurut Herdiansyah, kabinet zaken dibutuhkan dalam kondisi saat ini karena bakal minim konflik kepentingan sehingga tidak akan memerlukan anggaran besar. “Jika jumlahnya sebanyak ini, tentu bukan kabinet zaken namanya. Ini upaya untuk mengakomodasi partai di koalisi dan partai yang baru bergabung,” ujarnya, Sabtu lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Krisna Pradipta, Novali Panji Nugroho, dan Andi Adam Faturahman berkontribusi dalam penulisan naskah serta infografis ini.