Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Joko Widodo angkat bicara soal sejumlah isu, termasuk soal endorse kepada daerah (pilkada). Berikut sejumlah pernyataan yang disampaikan Jokowi saat ditemui wartawan di rumahnya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa, 3 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Endorse Sedikitnya 84 Calon
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden ke-7 RI itu menyatakan telah memberikan dukungan pada sedikitnya 84 calon kepala daerah di pilkada tahun ini. "Saya nggak ngitung (jumlah yang sudah menemui atau menghubungi). Seingat saya yang saya berikan endorse 84 (calon kepala daerah)," katanya.
Jokowi juga mengatakan tidak mempermasalahkan sejumlah kepala daerah yang memenangi pilkada, tapi belum menghubunginya. Menurut dia, sebagian dari calon kepala daerah yang menang itu mempunyai kesibukan.
Namun, kata dia, hingga hari ini, masih banyak calon kepala daerah terpilih menghubunginya. Kendati demikian,Jokowi tidak menyebutkan siapa saja calon kepala daerah yang telah menghubunginya.
"Ya kalau ada yang belum saya juga sadar beliau-beliau sibuk-sibuk semuanya, jadi ngapain juga telepon saya. Kalau telepon ya saya terima, ke sini ya saya terima," ujarnya. "Tidak juga nggak apa-apa karena saya sadar beliau-beliau masih sibuk berkonsolidasi politik di daerah mereka masing-masing."
2. Menang Bukan karena Endorse
Jokowi juga menyampaikan bahwa terdapat banyak faktor penentu kemenangan para calon kepala daerah yang didukungnya dan bukan karena diendorse dia. "Bukan karena endorse, tapi memang beliau-beliaunya bekerja keras. Mengkonsolidasi politik di daerah masing-masing, bisa pendekatan berkomunikasi yang baik dengan masyarakat sehingga diterima. Bukan karena saya. Saya bisa apa sih?" ujarnya.
3. Pilkada Jakarta Dua Putaran
Jokowi pun mengatakan kemungkinan dua putaran di Pilkada Jakarta tersebut menunggu hasil penghitungan riil atau real count dan penetapan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) "Ya nanti menunggu semuanya real count dan penetapan dari KPU. Semua. Semua provinsi, kabupaten dan kota menunggu real count," katanya.
Ketika ditanya soal kemungkinan Ridwan Kamil-Suswono kalah dari rival mereka, Pramono Anung-Rano Karno, Jokowi menjawab diplomatis. Menurut dia, menang atau kalah dalam sebuah kompetisi adalah hal biasa. "Ya namanya kompetisi, pemilihan gubernur, bupati dan wali kota, pasti ada yang menang, pasti ada yg kalah. Biasa seperti itu," ucapnya.
Ia juga kembali mengingatkan kepada para calon kepala daerah yang mengikuti kontestasi Pilkada Serentak 2024 ini bahwa yang menang harus tetap rendah hati. Bagi yang kalah, kata dia, masih berkesempatan mengikuti kompetisi yang sama lima tahun mendatang.
4. Bertemu Effendi Simbolon
Berbicara soal pertemuannya dengan politikus PDIP Effendi Simbolon, Jokowi tak menampik hal tersebut. "Ya bertemu, kenapa kalau bertemu?" kata Jokowi kepada wartawan di kediamannya pada Selasa, 3 Desember 2024.
Sebelumnya, pada 18 November 2024, Effendi Simbolon mengikuti pertemuan calon Gubernur Jakarta yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus itu dengan Jokowi di Jakarta Pusat. Effendi pun akhirnya dipecat oleh PDIP.
Namun, Jokowi mengatakan soal pemecatan Effendi dari keanggotaan PDIP merupakan kewenangan dari partai berlogo banteng itu. "Itu kan (PDIP memecat Effendi Simbolon) kewenangannya partai,” katanya.
Sanksi pemecatan Effendi sebagai kader PDIP termaktub dalam warkat tertanggal 28 November 2024. Dokumen itu ditandatangani oleh Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri dan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
5. Masih Simpan KTA PDIP
Sementara itu, Jokowi hanya memberikan senyuman ketika disinggung soal statusnya di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Meski begitu, ayah dari Wapres Gibran itu mengaku masih menyimpan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP. “Ya masih (menyimpan KTA PDIP),” ujarnya.
Status Jokowi di PDIP kembali mencuat usai kader partai banteng Effendi Simbolon dipecat. Effendi dipecat dari PDIP karena dianggap bertemu dengan Jokowi sebelum akhirnya mengalihkan dukungan ke Ridwan Kamil-Suswono di pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta 2024.
Septia Ryanthie, Novali Panji, dan Annisa Febiola turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.