DUA tahun lalu, di Eropa, volume kerja penerjemahan -- dari satu bahasa ke bahasa lain -- meliputi tak kurang dari 100 juta halaman cetak. Tiga tahun mendatang, jumlah itu ditaksir akan meningkat 100 persen, menjadi 200 juta halaman. Berjejalnya pesanan itu sering membuat para penerjemah pening, lantaran diuber waktu. Perusahaan elektronik Jerman Barat, Siemens AG, yang berpangkalan di Munich, kini menawarkan alat bantu penerjemahan, dengan kemampuan kerja 200 halaman per hari. Mesin penerjemah Siemens ini, menurut pabriknya, jauh lebih pintar dibanding mesin serupa yang sudah ada sebelumnya. "Dia memiliki kecerdasan artifisial," kata juru bicara Siemens. Kepintaran itu memungkinkan mesin berkomputer itu tak melulu mencari padanan kata atau membuat terjemahan dari kata-kata, seperti yang dilakukan mesin penerjemah terdahulu. Siemens membuat mesin penerjemah itu mampu melakukan interpretasi atas sebuah ungkapan, anak kalimat, atau kalimat utuh. Interpretasi itu dimulai dari satuan terkecil, misalnya ungkapan yang diapit dua tanda baca, lantas ungkapan ini ditafsirkan lagi hubungannya dengan bagian kalimat lainnya. Siemens merekomendasikan mesin itu untuk segala macam jenis naskah. Namun, mesin ini tetap saja tak secerdas manusia. Dia masih memerlukan operator yang juga biasa bekerja sebagai penerjemah. Dengan mesin bahasa ini, menurut Siemens, produktivitas kerja seorang penerjemah bisa meningkat 75 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini