Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Pangkalpinang - Kotak kosong menang melawan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil dan Masagus Hakim di Pilkada 2024 berdasarkan penghitungan cepat atau quick count.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil penghitungan cepat dari pengumpulan formulir C1 yang dihitung dan dikelola media center rumah aspirasi kotak kosong Pangkalpinang, peserta nomor urut 1 yakni kolom kosong unggul dengan 57,55 persen suara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Pemuda Pangkalpinang Bersatu, Tomi Permana, yang merupakan salah satu relawan dalam pemenangan kotak kosong mengatakan butuh perjuangan untuk mengedukasi masyarakat soal rusaknya demokrasi setelah semua partai politik berkoalisi dan bersepakat mengusulkan calon tunggal. Ia menyebut banyak tantangan yang dihadapi selama proses di pilkada. Salah satunya, intimidasi dan ancaman.
Ia mengungkapkan pernah diikuti pengendara sepeda motor dengan membawa stik golf ketika masa kampanye. Selain itu, ia juga menyasar posko rumah aspirasi kotak kosong yang dilempari orang tidak dikenal hingga membuat kaca pecah pada dua hari sebelum memasuki masa tenang. "Bahkan di batu tersebut terselip kertas ancaman pembunuhan terhadap salah satu relawan kotak kosong," ujar dia, Kamis 28 November 2024.
Hambatan, kata dia, juga terjadi saat pengesahan akreditasi tim pemantau yang disiapkan relawan kotak kosong di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan adanya penundaan.
"Akreditasi tim pemantau kotak kosong sertifikasinya baru dikeluarkan satu hari menjelang pencoblosan. Belum sampai di situ, saat penghitungan hasil pemungutan suara ada upaya mengintervensi pengawas agar dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU)," ujar dia.
Intimidasi juga dialami relawan kotak kosong lainnya, Dede Purnama Alzulami. Ancaman itu, ia terima di media sosial maupun melalui pesan WhatsApp di nomor ponselnya. Sempat ada yang mengusulkan untuk melapor ke polisi, namun Dede memilih tidak melakukannya. "Bagi saya sudahlah karena ini bumbu perjuangan yang pasti ada resiko dan kita harus siap," ujar dia.
Menurut Dede Purnama, kemenangan kotak kosong merupakan wujud visi misi dan aspirasi masyarakat yang tidak diakomodir partai politik dimana dengan sengaja menghadirkan calon tunggal. "Kita tetap mengapresiasi paslon tunggal yang sudah melakukan pergerakan luar biasa untuk meyakinkan masyarakat. Namun kita melihat visi dan misi yang disampaikan, ada yang tidak sejalan dengan apa yang diharapkan," ujar dia.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pangkalpinang Sobarian membantah pihaknya dianggap melakukan intimidasi dan menghambat proses penyerahan sertifikat akreditasi tim pemantau. "Kami berhati-hati dalam melengkapi berkas. Kami mengecek betul-betul berkas tim akreditasi karena berkasnya itu banyak," ujar dia.
Sertifikat akreditasi pemantau pilkada, kata Sobarian, sudah selesai dan diserahkan kepada tim relawan kotak kosong. Dia tidak mau menjawab mengapa sertifikat tersebut baru diserahkan satu hari menjelang pencoblosan. "Intinya kita tidak melanggar dari regulasi yang ada. Sertifikat sudah diberikan. Itu saja dari saya," ujar Sobarian.
Pilihan Editor: Kotak Kosong Unggul Sementara di Pilkada Kota Pangkalpinang