Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kubu Jokowi - Ma'ruf Sebut BPN Prabowo Bela Kampanye Hitam

BPN Prabowo mengakui dua perempuan dalam video yang mengatakan jika Jokowi menang tak akan ada suara azan lagi adalah relawannya.

25 Februari 2019 | 18.27 WIB

Sejumlah emak-emak relawan mengikuti Pembekalan Relawan Prabowo-Sandi di Istora Senayan, Jakarta, 22 November 2018. Pasangan Calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggelar pembekalan relawan dengan tema Bergerak Menjemput Kemenangan yang berisi tentang langkah-langkah dan strategi bagi relawan untuk menjaring suara masyarakat, dengan dihadiri sekitar 3000-an orang relawan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Sejumlah emak-emak relawan mengikuti Pembekalan Relawan Prabowo-Sandi di Istora Senayan, Jakarta, 22 November 2018. Pasangan Calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggelar pembekalan relawan dengan tema Bergerak Menjemput Kemenangan yang berisi tentang langkah-langkah dan strategi bagi relawan untuk menjaring suara masyarakat, dengan dihadiri sekitar 3000-an orang relawan. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mempertanyakan sikap tim sukses Prabowo - Sandiaga Uno yang membenarkan tindakan relawan yang berkampanye hitam. “Jika BPN (Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandiaga membenarkan relawannya yang berkampanye mengatakan ‘jika Pak Jokowi menang tak ada azan’, itu artinya BPN Prabowo juga terlibat dan membiarkan adanya kampanye hitam,” ujar Ace kepada Tempo, Senin, 25 Februari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ace mempertanyakan kebenaran kampanye relawan BPN itu. “Apa dasarnya mengatakan bahwa Pemerintahan Jokowi itu melarang azan?”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Video yang menayangkan dua perempuan yang mengatakan tak akan ada lagi azan dan perempuan berkerudung jika Jokowi menang, beredar di Twitter. Perkawinan sesama jenis juga disebut akan diperbolehkan.

Dua perempuan itu berkampanye dari pintu ke pintu. Keduanya berbicara daam Bahasa Sunda. “Lamun Jokowi dia periode moal aya deui sora azan, moal aya budak ngaji, moal aya deui nu make tiung. Awewe jeung awewe meunang kawing, lalaki jeung lalaki meunang kawin,” ujar perempuan dalam video itu.

Artinya, “Jika Jokowi dua periode tak akan ada lagi suara azan, tak ada anak-anak mengaji, tak ada lagi yang memakai kerudung. Perempuan dengan perempuan boleh kawin, laki-laki dan laki-laki boleh kawin.”

Belakangan diketahui kedua perempuan itu relawan Partai Emak-emak Pendukung Prabowo - Sandiaga (Pepes) sebagaimana dikonfirmasi oleh juru bicara BPN Prabowo - Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean. “Ya, betul mereka memang relawan Pepes ya,” kata Ferdinand kepada Tempo, hari ini.

Ferdinand melalui akun Twitternya @FerdinandHaean_, mencuitkan pembelaan kepada para perempuan itu. Ferdinand mengatakan hal itu bukan kampanye hitam, melainkan bentuk kerisauan dan praduga saja. “Itu bukan kampanye hitam tapi menyampaikan apa yang mereka rasakan dan duga akan terjadi, melihat fakta-fakta yang terjadi sekarang.” Ferdinand mencuit, Senin, 25 Februari 2019.

Ace menilai masyarakat yang mengatakan bila Jokowi menang maka suara azan di masjid akan dilarang, tidak ada lagi yang mengenakan jilbab, serta melegalkan pernikahan sesama jenis, jelas merupakan kampanye hitam. Menurut politikus Partai Golkar ini hal tersebut sudah masuk ranah fitnah, hoax, dan menyebarkan kebencian.


FIKRI ARIGI | BUDIARTI UTAMI PUTRI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus