Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Langkah Santri dari Ciamis

12 Desember 2016 | 00.00 WIB

Langkah Santri dari Ciamis
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

SEPULUH ribuan santri dari sejumlah pondok pesantren di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, memadati Masjid Agung Ciamis, Senin siang dua pekan lalu. Mereka hendak berjalan kaki ke Jakarta dan mengikuti Aksi Bela Islam III yang menuntut penahanan Basuki Tjahaja Purnama, yang telah menjadi tersangka penistaan agama. Mayoritas mengenakan baju putih, beberapa di antara mereka membawa spanduk bertulisan "Tahan dan Penjarakan Ahok".

Para santri tersebut memilih berjalan kaki karena ketika itu tak bisa menyewa bus. Pengusaha bus tidak melayani mereka karena imbauan dari kepolisian agar tidak mengangkut massa ke Jakarta. Peserta aksi kemudian berdoa bersama di Masjid Agung Ciamis. Setelah merapal doa, mereka berjalan kaki. "Ketika itu, mereka menyatakan akan menelusuri jalur selatan Ciamis-Jakarta via Tasikmalaya, Garut, Nagrek, dan Bandung," kata Jamaludin, penggagas jalan kaki santri. Ia pemimpin Pondok Pesantren Miftahul Huda Utsmaniyah di Kampung Cikole, Kecamatan Cihaurbeuti, Ciamis.

Pada Senin malam itu, sekitar pukul 18.30, massa singgah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Utsmaniyah, yang berjarak sekitar 25 kilometer dari Masjid Agung Ciamis. Seraya rehat sejenak, mereka menyaksikan Kepala Kepolisian RI Tito Karnavian berjanji memfasilitasi salat Jumat di Monas, bukan di Jalan Sudirman dan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta. Polisi juga bersedia membantu mengangkut mereka. Mendapat informasi itu, dari sekitar 10 ribu orang, sebanyak 8.500-an kembali ke Ciamis. Mereka tak batal ke Jakarta, tapi membuat jadwal ulang untuk berangkat pada Kamis malamnya menumpang bus.

Jamaludin mengatakan dia dan 1.500 orang memilih melanjutkan jalan kaki. Sesampai mereka di Malangbong, sekitar 7.000 orang dari daerah ini bergabung. Pada Rabu malam dua pekan lalu, mereka sampai di Bandung dan singgah di kawasan Gedebage. Mereka sudah menempuh jarak sekitar 120 kilometer dari Ciamis ke Bandung.

Peserta yang tiba di Bandung melanjutkan perjalanan ke Jakarta dengan sepuluh bus. Koordinator lapangan aksi jalan kaki, Syaiful Khiyar, menyebutkan ada dermawan yang menyumbangkan bus, sehingga sebagian dari mereka diangkut dengan bus. Sisanya berkeras meneruskan jalan kaki ke Jakarta. Namun, ketika sampai di Jalan Soekarno-Hatta ke arah Pasar Caringin, mereka mendapat bantuan bus lagi untuk berangkat ke Jakarta. "Ada hamba Allah yang memberikan bantuan bus," ujar Syaiful. Selain itu, jika memaksa jalan kaki, mereka tak akan mampu mengejar waktu ikut Aksi Bela Islam III di Monas pada Jumat dua pekan lalu.

Jamaludin mengatakan santri yang pergi ke Jakarta harus mendapat izin orang tua. Selain itu, mereka harus berumur di atas 17 tahun. Santri yang berangkat naik bus dimintai iuran Rp 100 ribu untuk ongkos sewa bus. Perkara makan dan minum Jamaludin serahkan ke santri untuk merogoh uang saku sendiri. Sejak berangkat dari Ciamis, mereka menyatakan akan mengandalkan pembagian makanan dan minuman di lokasi aksi di Monas.

Seorang santri Pesantren Miftahul Huda Utsmaniyah, Abdul Kodir, menyebutkan orang tuanya mengizinkan dia ke Jakarta. Ia menyatakan tak ada yang mengomporinya. Menurut dia, sesama santri kerap mengobrol tentang penistaan terhadap Al-Quran. Kepergiannya ke Jakarta, kata dia, tanpa iming-iming uang. "Kami bayar sendiri," ujar Kodir.

Tiba di Jakarta pada Kamis malam itu, massa dari Ciamis menginap di Masjid At-Tin, Pinang Ranti, Jakarta Timur. Seusai salat subuh, pukul 05.30, sebanyak 18 bus berangkat ke Monas mengangkut massa untuk menjadi bagian dari aksi. Tiga truk pengangkut air minum dan makanan mengiringi. Mereka bergabung dengan ratusan ribu orang untuk melakukan istigasah, tausiah, dan salat Jumat yang berlangsung damai di lapangan Monas.

Sunudyantoro, Ihsan Reliubun (Jakarta), Adi Warsono (Bekasi), Candra Nugraha (Ciamis)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus