Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Laporan Yang Tersisa

Hasil wawancara dengan ir manusama, etti aponno, dubes RI sutopo yuwono & para bekas sandera, dilaporkan oleh toeti kakiailatu, sehingga dapat ditelusur cerita teror dan perkembangan selanjutnya. (nas)

10 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CERITA tentang teror "RMS" telah tinggal apa yang disebut cerita "follow-up". Di Indonesia bahkan koran-koran praktis hampir berhenti membicarakannya. Sebagai mingguan, TEMPO tidak teramat "beruntung" untuk bisa menghabiskan cerita itu sekali pukul dalam nomor-nomor yang lalu. Tapi di lain fihak, kami bisa menindak-lanjuti cerita teror itu sampai dengan perkembangan sesudahnya. Dan juga segi-segi lain yang tak sempat ditelusuri oleh koran harian. Pada pokoknya, segi-segi itulah yang kami sajikan dalam laporan utama minggu ini, yang memakan ruangan agak istimewa: 9 halaman. Mudah-mudahan minggu berikut masih bisa disertakan lagi cerita "RMS" yang lain .... * * * LAPORAN ini ditulis oleh Toeti Kakiailatu dan George Yunus Adicondro. Ini adalah hasil kedua kerjasama mereka tentang "RMS". Yang pertama dalam TEMPO 15 Pebruari 1975, hampir setahun yang lalu. Waktu itu keduanya bekerja dari Jakarta saja. Kali ini, Toeti menulis langsung dari Negeri Belanda. Angin kencang, hujan dan dingin yang sangat mengenainya, dan dengan tenggorokan yang sakit ia bekerja menyelesaikan laporan. Ia berhasil mewawancarai ir. Manusama, dan tokoh-tokoh pelbagai kelompok "RMS", termasuk Etti Aponno yang mengklaim diri berada di belakang pembajakan. Ia juga mewawancarai bekas sandera, dan tak ketinggalan juga dutabesar RI Sutopo Yuwono, yang menurut Toeti, selalu bersikap tenang biarpun dalam suasana tegang itu. Ia juga merekam pembicaraan dengan De Vries, Ketua Yayasan "Setia Sepanjang Abad". Sebagai nyonya Kakiailatu, isteri seorang dokter spesialis yang kini sedang belajar di Negeri Belanda, nama Malukunya terkadang menguntungkan, terkadang tidak dalam tugas kali ini. Misalnya turun dari pesawat pertengahan Desember yang lalu, di Schiphol, ia diperiksa agak keras. Untuk masuk ke Balai Kota Amsterdam, di mana para sandera setelah dibebaskan berkumpul, ia terpaksa ngibuli polisi Belanda. Di Jakarta, George -- sambil menantikan kelahiran anaknya yang pertama (dan yang kemudian memang lahir: (laki-laki) -- menyelesaikan bagian laporannya. Bagi dia, dan juga bagi Fachruddin Yahya, Alex Korompis, Aston Pasaribu, Zubaidi dan Widi Jarmanto -- semuanya dari Bagian Produksi dan Artistik -- hari libur Tahun Baru Masehi dan Tahun Baru Hijriyah tidak merupakan hari libur. Juga hari Minggu. Sebab seperti barangkali anda ketahui, bagi mingguan hari libur resmi justru merupakan pertanda akan ada kerja ganda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus