Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Mahasiswa Disabilitas Rungu atau Tuli Australia Dapat Akses Ini Saat Belajar di Kelas

Jemima Brownings, mahasiswa disabilitas rungu mendapatkan aksesibilitas agar bisa mengikuti kuliah di Murdoch University.

1 November 2022 | 13.57 WIB

Anggota Pusat Bahasa Isyarat Indonesia menunjukan gambar ilustrasi isyarat yang terdapat pada bahasa isyarat di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat (13/04). TEMPO/Dasril Roszandi
Perbesar
Anggota Pusat Bahasa Isyarat Indonesia menunjukan gambar ilustrasi isyarat yang terdapat pada bahasa isyarat di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat (13/04). TEMPO/Dasril Roszandi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Perth - Menghadirkan juru bahasa isyarat menjadi salah satu bentuk aksesibilitas yang wajib disediakan dalam kelas bagi mahasiswa penyandang disabilitas rungu atau tuli di Australia. Kehadiran juru bahasa isyarat tersebut tidak satu orang melainkan dua orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Karena kami harus bergantian menginterpretasikan materi kuliah yang disampaikan dosen pengajar, agar performa kami tetap stabil, harus ada dua orang yang saling memback-up," ujar Linda, juru bahasa isyarat untuk mahasiswa tuli bernama Jemima Brownings dari Murdoch University, saat diwawancara Tempo, Rabu 19 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dalam menjalankan tugas menyampaikan bahasa isyarat, Linda dan temannya harus berada di depan kelas dengan arah menghadap ke para siswa seperti yang dilakukan dosen pengajar. Jemima Brownings sebagai satu-satunya siswa tuli di kelas bebas memilih tempat duduk dan berbaur bersama siswa lainnya. Jemima terkadang memilih duduk di barisan paling belakang, selain untuk melihat juru bahasa isyarat, ia juga harus membaca ekspresi dosen pengajar, Yingchi Chu.

Dua penerjemah bahasa isyarat Jemima menyampaikan pesannya dalam keadaan duduk. Keduanya langsung bergantian menyampaikan materi kuliah Jemima setiap 15 menit. Adapun bahasa isyarat yang digunakan adalah Australia Sign Language (Auslan) bahasa isyarat yang berakar dari bahasa isyarat Inggris (British Sign Language) namun mendapat pengaruh bahasa isyarat Irlandia (Irish Sighn Language).

Kendati mengandalkan peran juru bahasa isyarat dalam kelas, keaktifan Jemima tidak selalu bergantung pada kehadiran dua penerjemah bahasa isyaratnya. Sekali waktu, tidak ada satupun penerjemah bahasa isyarat Jemima yang datang ke kelas. Dalam keadaan ini, dosen pengajar Yingchi Chu secara otomatis memperlambat bicaranya dan lebih memperjelas pengucapan kata agar Jemima dapat mengakses materi kuliahnya.

Akses yang diterima Jemima dan siswa disabilitas lain di Murdoch University tercantum dalam sebuah kartu rencana belajar yang disebut Equality Plan (EQAL Plan). Guna mendapatkan EQAL, siswa disabilitas harus melapor terlebih dulu ke Unit Layanan Disabilitas yang disebut Accessibility and Inclusive Office. Unit ini menjadi pusat preferensi bagi siswa disabilitas mendapatkan hak mereka selama belajar di Murdoch University.

Tidak hanya menyediakan akses dan fasilitas yang dibutuhkan penyandang disabilitas, Unit Layanan Disabilitas kampus juga berperan dalam memberikan saran dan pertimbangan bagi siswa dalam memilih mata kuliah mereka. Misalnya saat siswa disabilitas harus mengisi kartu rencana belajar dan proses penerimannya (enrollment) siswa disabilitas dapat berkonsultasi langsung dengan petugas di Unit Layanan Disabilitas dan bukan di layanan kemahasiswaan saja.

Saat konsultasi inilah petugas membuat daftar kebutuhan siswa disabilitas dalam kegiatan belajr mengajar. Daftar kebutuhan ini yang kemudian dimasukkan ke dalam EQAL Plan dan kemudian dibagikan kepada para dosen pengampu mata kuliah dalam email resmi mereka.

Dengan memegang EQAL Plan, dosen pengajar jadi tahu apa saja permintaan dan kebutuhan siswa difabel selama kuliah. Contoh, siswa tunanetra tidak perlu lagi meminta perpanjangan waktu pengerjaan ujian atau esai  lantaran dosen sudah mengetahui perpanjangan waktu dibutuhkan difabel Netra untuk membaca jurnal dengan pembaca layar yang butuh waktu lebih lama dibadningkan kecepatan membaca dengan mata.

Dengan adanya argumentasi yang tercantum dalam EQAL Plan, siswa tidak lagi perlu berdebat dengan dosen dan tidak perlu lagi menjelaskan cara mereka bekerja ketika mengikuti perkuliahan.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus