Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mahfud Md Bicara Hati ke Hati dengan Jokowi saat Sampaikan Surat Mundur

Mahfud Md baru akan resmi tak menjabat Menko Polhukam setelah terbit surat Keputusan Presiden.

1 Februari 2024 | 18.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud Md menyerahkan surat pengunduran diri ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada Kamis sore, 1 Februari 2024. Ia menyampaikan terima kasih hingga minta maaf dalam pertemuannya dengan Jokowi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Usai pertemuan yang berlangsung lebih dari sepuluh menit, Mahfud Md mengatakan persamuhannya dengan Jokowi berlangsung tanpa ada ketegangan. “Kami bicara dari hati ke hati dan penuh kekeluargaan. Kami sama-sama tersenyum,” kata eks Hakim Konstitusi saat memberikan keterangan bersama Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mahfud menyebut dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan juga rasa terima kasih atas jasanya sebagai Menko Polhukam sejak Oktober 2019, terlama dibandingkan Luhut Binsar Pandjaitan dan Wiranto. Mahfud akan resmi tak menjabat Menko Polhukam setelah terbit surat Keputusan Presiden.

“Saya mohon maaf kepada beliau kalau memang ada masalah-masalah yang kurang saya laksanakan dengan baik,” kata Mahfud.

Menurut Mahfud, keputusannya mengundurkan diri merupakan hasil pembahasan dengan pasangannya calon presiden Ganjar Pranowo. Ganjar yang merupakan capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan merekomendasikan Mahfud mundur supaya tidak ada konflik kepentingan.

Belakangan hubungan Presiden dan PDIP, partai utama pendukung pemerintah, disebut retak. Sebab, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden dari Prabowo Subianto.

Pengamat politik melihat langkah Mahfud Md mundur sebagai Menkopolhukam merupakan strategi menjelang pilpres 2024. Seharusnya cawapres Ganjar Pranowo itu disebut bisa mundur dari kabinet Presiden Jokowi lebih awal.

"Tentu agar bisa mendapat efek elektabilitas. Ganjar-Mahfud saat ini berkejaran dengan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar," kata Pakar Ilmu Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin saat dihubungi Rabu malam, 31 Januari 2024.

Survei Indikator Politik yang dilakukan pada 10-16 Januari 2024 memperlihatkan elektabilitas Ganjar-Mahfud paling buncit dengan 21,60 persen. Sementara Anies-Cak Imin 24,17 dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka 48.55 persen.

Sigi versi LSI Denny JA menunjukkan Anies-Muhaimin 22 persen, Prabowo-Gibran 50,7 persen dan Ganjar-Mahfud 19,7 persen. Pengambilan sampel suara dilakukan pada 16-26 Januari 2024.

Deputi Kanal Media Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Karaniya Dharmasaputra mengatakan mundurnya Mahfud dari kabinet bukan karena alasan pragmatis dan elektoral, tetapi sebagai protes moral. “Prof Mahfud ingin mendobrak kebuntuan ini, tidak dengan logika pragmatis elektoral, tapi ingin mengedepankan hal-hal yang sifatnya prinsipil berupa protes moral,” kata Karaniya saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 31 Januari 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus