Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Makna Hari Nyepi, Salah Satunya untuk Melepas Sifat Serakah

Nyepi menjadi momen sakral bagi umat hindu untuk merenung dan memohon ampunan. Ketahui makna Hari Nyepi dan aturannya berikut ini.

11 Maret 2024 | 15.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah Pecalang berjaga di ruas jalan menuju permukiman umat Hindu saat Hari Raya Nyepi 2024 di Lingkungan Karang Lelede, Mataram, NTB, Senin, 11 Maret 2024. Sejumlah ruas jalan yang menuju permukiman umat Hindu di Mataram ditutup pada Hari Raya Nyepi tahun Saka 1946 saat umat Hindu di Lombok menjalani ritual catur tapa brata penyepian yang dimulai Senin pagi (11/3) pukul 06.00 WITA hingga Selasa (12/3) pukul 06.00 WITA. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nyepi merupakan momen sakral bagi umat Hindu, di mana mereka merayakan pergantian tahun saka dengan memohon kepada Tuhan untuk mensucikan manusia dan alam semesta. Lalu, apa makna Hari Nyepi?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Makna dari Hari Raya Nyepi sangatlah dalam bagi umat Hindu. Selain menjadi waktu untuk merenung dan memohon ampunan, Nyepi juga mengajarkan kesadaran akan motivasi spiritual serta pentingnya menjaga keseimbangan alam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada tahun ini, Hari Raya Nyepi jatuh pada tanggal 11 Maret 2024 dan seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan ini berlangsung selama 24 jam penuh. 

Selama masa Nyepi, umat Hindu di Bali mematuhi sejumlah pantangan, salah satunya adalah larangan beraktivitas di luar rumah.

Nah, artikel ini akan menelusuri lebih dalam makna dan berbagai aturan yang mengiringi Hari Raya Nyepi. Simak informasinya di sini. 

Makna Hari Nyepi

Hari Raya Nyepi tentunya memiliki makna yang mendalam bagi Umat Hindu, diantaranya:

1. Sebagai Motivasi Spiritual Umat Hindu

Ketika memperingati Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali berusaha untuk mengendalikan diri dengan tidak keluar rumah, tidak melakukan pekerjaan, menjauhi api, dan menahan diri dari ucapan-ucapan tertentu. 

Semua ini dilakukan dalam rangka mematuhi Catur Brata Penyepian atau pantangan yang wajib dipatuhi selama Hari Raya Nyepi.

Tujuan dari pengendalian diri ini agar umat Hindu dapat menyerap diri sepenuhnya dalam refleksi diri, meditasi, dan sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan serta menemukan kedamaian dalam batin mereka.

Perayaan Hari Raya Nyepi menjadi momen yang sangat penting bagi umat Hindu, karena melalui kesunyian dan kesucian yang mereka ciptakan, mereka menyambut pergantian tahun baru saka dengan penuh kekhusyukan. 

Dalam suasana suci, sepi, dan sunyi, umat Hindu dapat melakukan introspeksi secara mendalam mengenai tindakan baik dan buruk dalam hidup mereka, yang dikenal sebagai Subha Asubha Karma. 

Selanjutnya, melalui perayaan ini juga mereka bertekad untuk menjalani kehidupan yang berkualitas dengan prinsip-prinsip Satyam Siwam Sundaram, yaitu kejujuran, kesucian, dan keharmonisan.

2. Untuk Melepas Sifat Serakah

Makna lainnya dari perayaan Hari Raya Nyepi adalah sebagai upaya untuk melepaskan diri dari sifat serakah dan mengendalikan hawa nafsu. 

Hal ini terlihat dalam pelaksanaan Mulat Sarira Anyekung Jnana Sudha Nirmala, di mana umat Hindu berusaha untuk mengekang nafsu dan pikiran mereka guna mencapai tingkat spiritual yang lebih tinggi. 

Mereka menyadari bahwa keinginan dan pikiran yang tidak terkendali dapat menghambat berbagai aktivitas kehidupan, terutama dalam konteks moral dan etika.

Selain itu, perayaan ini juga memiliki relevansi dengan tuntutan untuk melestarikan alam. Salah satu tradisi dalam Hari Raya Nyepi meliputi kegiatan upacara yang dijadikan sebagai panduan bagi kehidupan saat ini dan masa depan. 

Tradisi ini memiliki makna mengembalikan atau membayar, karena manusia selalu mengambil sumber daya dari alam.

Aturan Saat Hari Nyepi

Ketika Hari Raya Nyepi tiba, suasana menjadi sangat sunyi, khususnya di Bali. Tidak ada kegiatan seperti biasanya karena umat Hindu menjalankan puasa Nyepi atau penerapan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari:

1. Amati Geni

Pertama ada Amati Geni, yang mengharuskan mereka untuk tidak menggunakan atau menyalakan api serta menahan diri dari dorongan nafsu.

2. Amati Lelungan

Selanjutnya, Amati Lelungan yang menginstruksikan untuk tidak melakukan perjalanan, melainkan fokus pada introspeksi diri.

3. Amati Lelanguan

Kemudian, Amati Lelanguan mendorong untuk tidak mencari kesenangan atau hiburan, tetapi memusatkan pikiran pada Ida Sanghyang Widhi. 

Brata ini berlangsung mulai dari saat fajar menyingsing hingga fajar kembali menyingsing keesokan harinya atau selama 24 jam penuh.

4. Amati Karya

Terakhir, Amati Karya mengarahkan untuk tidak melakukan pekerjaan fisik, tetapi untuk meningkatkan aktivitas spiritual dan penyucian diri.

Demikian informasi mengenai makna serta aturan atau pantangan yang wajib dipatuhi selama Hari Raya Nyepi. 

Dengan menerapkan semua aturan ini, Hari Raya Nyepi menjadi momen yang sangat penting dan tepat untuk merenungkan kembali esensi kehidupan manusia.

GHEA CANTIKA NOORSYARIFA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus