Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mencoba Jembatan Dallmeyer

Setelah lebih dari setahun para wartawan Australia tidak diizinkan bekerja di Indonesia, kini seorang wartawan australia yang mewakili Australian Associated Press diizinkan bekerja di Jakarta.

17 Oktober 1987 | 00.00 WIB

Mencoba Jembatan Dallmeyer
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
WARTAWAN Australia akhirnya sudah bisa unjuk tampang lagi di Jakarta. Setelah setahun lebih tanpa satupun dari mereka, pekan lalu, hadir James Dallmeyer. Wartawan berumur 39 itu mewakili Astralian Associated Press (AAP) suatu perusahaan kantor berita swasta yang berkantor pusat di Sydney. "Saya ingin memperbaiki kembali jembatan RI-Australia yang sekarang ini agak rusak. Sekaligus mendekatkan hubungan kedua negara," katanya kepada TEMPO. Munculnya Dallmeyer di Jakarta bisa dianggap "angin segar" bagi kelangsungan hubungan RI-Australia yang belakangan ini tak begitu mesra. Sejak kasus artikel David Jenkins, yang menulis tentang keluarga Presiden Soeharto dan dimuat di harian Australia The Sydney Morning Herald itu, April tahun silam, hubungan kedua negara mencapai tahapan yang paling kritis. Buntutnya, tak satu pun wartawan Australia diizinkan bertugas di Jakarta. Satu-satunya wartawan Benua Kanguru Leigh MacKay dari AAP yang masih bertahan waktu itu terpaksa hengkang dari Jakarta, karena visanya tak diperpanjang lagi. Bahkan tulisan Jenkins, wartawan yang pernah bertugas di Indonesia 1976-1980 itu, ternyata berekor panjang. Ketika Presiden Ronald Reagan ke Bali April tahun lalu sembilan wartawan Australia tidak diizinkan masuk ke Indonesia untuk meliput peristiwa tersebut. Juga beberapa wartawan yang berniat meliput pertandingan Piala Thomas di Jakarta, tahun silam, urung karena tidak mendapat izin. "Ulah" wartawan Australia yang dianggap tak patut oleh pemerintah Indonesia sebenarnya sudah dimulai sekitar tujuh tahun lalu, ketika terjadi kasus Radio Australia (ABC). Wartawan ABC terakhir yang bertugas di Jakarta adalah Warwick Beutler. Pada pertengahan 1980 izin tinggalnya tidak dlperpanjang, dan ia harus meninggalkan Indonesia. Menurut penilaian, siaran Radio Australia waktu itu dianggap tidak bersahabat, dan menjelek-jelekkan pemerintah. Sejak itulah berkali-kali Australia berusaha melunakkan sikap Indonesia agar mengizinkan wartawannya kembali bertugas d Jakarta. Tak kurang dari Menlu Bill Hayden sendiri mengunjungi Jakarta, Mei lalu. Namun, isyarat bahwa pintu Jakarta akan terbuka baru tampak ketika David Hill Direktur Radio Australia (ABC), diterima Pangab/Pangkopkamtib Jenderal L.B. Moerdani, Juni lalu. Adakah kehadiran James Dallmeyer sudah seizin pemerintah? "Koresponden dari AAP itu memang sudah diizinkan oleh pemerintah untuk bertugas di Indonesia," tutur Dr. Janner Sinaga kepada TEMPO. Bahkan Dallmeyer sudah bertemu secara pribadi dengan Dirjen PPG itu. "Saya sudah memberikan pengarahan seperlunya agar dia dapat melaksanakan fungsinya di Indonesia dengan sebaik-baiknya," tambah Janner. Kenapa AAP, dan bukan ABC? "Sejauh ini, pemberitaan AAP belum pernah menyerang pemerintah Indonesia. Dan kalau AAP, saya kira tak ada yang perlu dikhawatirkan, karena mereka punya pengalaman yang cukup banyak di Indonesia," ujar August Marpaung, bekas dubes Indonesia untuk Australia. Fasih berbahasa Jerman, Prancis, dan Italia, Dallmeyer sebelum ditempatkan di Jakarta pernah bertugas di Manila selama 18 bulan lebih. Seperti di Manila, di posnya yang baru di Jakarta, tanggung jawab peliputan Dallmeyer juga mencakup seluruh kawasan Asia Tenggara. Itu sebabnya dia selalu berusaha harus tampak segar. "Bekerja di sini harus fit. Sekarang saya rajin berenang," ujar pria itu sambil tersenyum. Ia tampaknya gembira mendapat tantangan dan kesempatan untuk mengembalikan kepercayaan sekaligus memperbaiki citra pers Australia yang pernah "rusak" di mata pemerintah Indonesia. Dallmeyer, yang bergabung dengan AAP 8 tahun silam, sebelumnya adalah warga negara Inggris Raya dari Skotlandia. Lulusan Dundee University dan memperoleh gelar M.A. untuk studi politik dan Inggris ini pernah bekerja di Independent Radio News yang berkedudukan di London. Karena merasa tak betah, ia lalu hijrah dan beremigrasi bersama istrinya ke Australia. Di negerinya yang baru ini, Dallmeyer langsung bergabung dengan AAP dan sempat menduduki kursi jabatan kepala biro di Melbourne dan Sydney.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus