Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mencoba menggoyang habibie keramaian di bawah tempurung

ICMI (ikatan cendekiawan muslim indonesia) menjadi pembicaraan orang. organisasi yang dipimpin b.j. habibie itu dihubungkan dengan jabatan di birokrasi. proses alot berdirinya pcpp (persatuan cendekiawan pembangunan pancasila).

4 Juni 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH beberapa pekan ini kata cendekiawan menyita halaman surat kabar. Tapi cerita yang muncul bukan karena keberhasilan seorang Indonesia memenangkanNobel, atau menulis buku yang menarik minat internasional. Melainkan tentang kesibukan orang untuk mendirikan organisasi cendekiawan yang tidak sektarian.Sejumlah tokoh pun berbicara, seminar atau sarasehan diadakan. Pro dan kontra mencuat, sejumlah orang dituding atau menuding. Dan mereka yang turun tanganbukan pula tokoh sembarang. Ada jenderal, menteri, rektor, atau orang-orang istimewa yang bertitel profesor doktor. Ada apa?Sambil berkelakar, ada orang yang mengatakan bahwa berita yang banyak muncul dari sini memang lebih pada soal organisasi daripada prestasi. Berita politikyang muncul dari PPP, misalnya, kan cuma tuding-menuding sesama pengurus karena sebentar lagi akan ada kongres. Bukan tentang keberhasilan PPP menggolkan undang-undang anti-monopoli yang memang relevan untuk anggotanyayang mayoritas orang-orang pinggiran. Maka jangan heran kalau yang muncul dari PSSI bukan cerita kehebatan para pemainnya menaklukkan lawan, melainkan urusan skorsing wasit, pengurus, atau pemain, lalu skandal suap.Ribut-ribut kelompok cendekiawan tentu saja tak sebanding dengan cerita pemain sepak bola. Walaupun yang diributkan soal organisasi juga. Yang sedang menjadi sasaran, kali ini, adalah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), yang gerak-geriknya selalu menjadi pembicaraan orang. ICMI tampaknya merupakan pohon besar yang akarnya merambat ke mana-mana, sampai mengganggu tanaman orang lain. Pergeseran jabatan di birokrasi, perebutan kursi-kursi di Golkar, bahkan pengangkatan menteri kabinet sering dihubungkan orang dengan organisasi yang dipimpin Menristek B.J. Habibie itu.Tak jelas benar di sini apakah urusan geser-menggeser atau isi-mengisi jabatan itu karena peranan ICMI atau Habibie, tokoh yang sekarang amat dipercaya oleh Presiden Soeharto.Sama tak jelas pula, kalau serangan gencar meluncur ke arah ICMI, apakah serangan itu memang untuk ICMI atau Habibie. Mungkin gejala ini tak terlalu berbeda dengan kisah dulu, ketika almarhum Ali Moertopo menjadi orang yang amat "kuat" dengan CSIS-nya. Ketika CSIS digebuk dalam peristiwa Malari, apakah tonjokan itu untuk lembaga penelitian tersebut atau untuk Ali Moertopo.Yang pasti, sekarang ICMI dituding sebagai sektarian. Karena itu, diperlukan organisasi cendekiawan baru yang sifatnya kebangsaan, tidak primordial, tidak memandang suku atau agama. Maka muncullah gagasan membentuk ICKI, ICNI, ICNU, atau PCPP.Laporan utama ini menceritakan itu. Bagian pertama tentang proses alot yang sedang ditempuh untuk mendirikan PCPP (Persatuan Cendekiawan PembangunanPancasila). Cerita lainnya, kenapa semangat untuk mendirikan organisasi cendekiawan baru itu kini menggebu-gebu. Seperti biasanya, laporan utama ini dilengkapi dengan sejumlah wawancara dengan para tokoh yang terlibat, selain menampilkan profil para tokoh yang sedang di atas pentas. Amran Nasution

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus