Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro membuka peluang bagi pengajar dari luar maupun dalam negeri untuk menjadi guru pada SMA Unggulan Garuda. Ia mengatakan pihaknya masih akan mempertimbangkan lebih lanjut sebelum menentukan opsi terbaik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tergantung, mana yang terbaik saja. Luar (negeri) bisa, dalam (negeri) bisa,” ujarnya saat ditemui di kantor BKKBN, Jakarta Timur pada Senin, 13 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Wamendiktisaintek Stella Christie mengatakan SMA Unggulan Garuda akan mendatangkan guru dari luar negeri untuk mengajar di sekolah itu. Guru dari luar negeri itu akan memberikan wawasan untuk bisa menempuh pendidikan di universitas top dunia.
"Kami tetap ingin bahwa guru-guru lokal. Namun, mungkin ada beberapa guru dari asing. Guru untuk bisa mungkin memberikan wawasan. Misalnya Anda tertarik untuk ke luar negeri, inilah yang terjadi," kata Stella di Jakarta pada Rabu, 8 Januari 2025.
Meski begitu, Stella mengatakan mayoritas pengajar SMA Unggulan Garuda adalah guru nasional. SMA Unggulan Garuda ini juga akan menggunakan Kurikulum International Baccalaureate (IB).
Stella mengklaim kurikulum ini memberikan 30 persen peluang lebih besar dibandingkan kurikulum lain untuk masuk universitas top dunia. "Kurikulum IB itu lebih dikenal dan lebih memungkinkan seseorang itu bisa ya, saya pikir 30 persen kemungkinan diterima dibandingkan dengan kurikulum lain," kata Stella.
Adapun, pemerintah merencanakan empat daerah yang akan menjadi lokasi dibangunnya SMA Unggulan Garuda pada 2025. Ia mengatakan program ini merupakan bagian dari percepatan pemerintah di bidang pendidikan.
“Ada empat. Kemungkinan di NTT satu, pasti, Sulawesi Utara, Bangka Belitung, dan satu lagi mungkin di Ibu Kota Nusantara (IKN) atau tempat sekitar situ, di Kalimantan,” kata dia.
Rencananya, pembangunan sekolah di empat lokasi awal tersebut akan dimulai di tahun ini. Meski begitu, Stella menilai proses pembangunannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sehingga, ia belum bisa memberikan rincian target selesainya pembangunan.
Sebelumnya, Menteri Satryo menjelaskan bahwa dari empat lokasi yang direncanakan, tiga di antaranya sudah hampir pasti, yakni Nusa Tenggara Timur, Bangka Belitung, dan Sulawesi Utara. Sementara itu, satu lokasi lainnya, yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN), masih dalam tahap pembahasan.
"Di IKN kami masih lihat, karena masalah jumlah penduduknya juga mungkin nggak terlalu besar. Ini yang kami pertimbangkan," tuturnya dalam Taklimat Media Kemendiktisaintek 2025, di Graha Diktisaintek, Jakarta, Jumat, 3 Januari 2025.
Pada daerah ini, Satryo mengatakan pembangunannya akan membutuhkan waktu paling tidak selama 2 tahun. Namun, ia tidak membeberkan secara jelas kapan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan sekolah unggulan tersebut dilaksanakan.
Hendrik Yaputra dan M. Rizki Yusrial berkontribusi pada penulisan artikel ini.