Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Menekuk Lidah Sehari Di Kota Koboi

Forum mahasiswa studi bahasa inggris unibraw malang menciptakan kota koboi untuk melatih berbicara bahasa inggris. yang tak ngomong inggris masuk penjara. bahasa inggris tetap jadi masalah sejak smp.

5 Desember 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JIKA Anda masuk kota ini, jangan pakai bahasa lain kecuali Inggris, jika tak ingin dijebloskan ke penjara. Di pintu gerbang terpampang papan merah bertuliskan: You enter the city of pretence, BUFf ClTY, here we have bank saloon, bar & jail -- Anda memasuki BUFf, kota palsu, di sini ada bank, warung minum, dan penjara. Memang ada sheriff yang siap memenjarakan orang. Sir, ini bukan kota yang tiba-tiba muncul di Benua Amerika atau Australia. BUFf itulah kependekan dari Brawijaya University Formasi. Jelasnya, Forum Mahasiswa Studi Bahasa Inggris Universitas Brawijaya, Malang. Dan "f" di buntut cuma penambah gaya agar nama itu meyakinkan Inggrisnya. Jadi BUFf ada di kampus Universitas Brawijaya (Unibraw), di dalam gedung berbentuk aula, pertengahan November lalu. Inilah permainan penuh gelak tawa dengan tujuan serius: mengasah kemampuan mahasiswa berbicara bahasa Inggris. Acara ini merupakan gong kegiatan kelompok Formasi, kelompok yang berdiri pada 20 November 1986. Selain latihan percakapan yang dijadwalkan beberapa kali dalam seminggu, Formasi juga menyelenggarakan diskusi dan ceramah, misalnya 8 November lalu mengundang seorang Amerika dari konsulat AS di Surabaya. Untuk acara sejenis kota koboi, sudah dua kali diadakan, 14 Desember tahun lalu dan yang tiga minggu lalu itu. Hari itu yang berani masuk kota BUFf ternyata cuma 500 mahasiswa dari 12.000 mahasiswa Unibraw -- kurang dari 5%. Para peserta memakai celana jin dan baju kotak-kotak supaya mirip koboi. Mereka harus mendaftarkan kehadirannya pada panitia, untuk mendapatkan kartu partisipasi. Dalam kartu itu ada petunjuk peran yang harus dimainkannya. Misalnya, disebutkan ia harus ke bar, minum-minum, dan pura-pura mabuk. Panitia menyiapkan banyak peran dan kasus. Orang pergi ke bank tak cuma menukar uang, menabung, dan sebagainya, tetapi juga merampok. "Dengan permainan seperti ini setiap mahasiswa dirangsang berbicara aktif," kata Dadang Yogasmara, 24 tahun, Ketua Umum Formasi, mahasiswa Fakultas Ekonomi. Panitia juga menyebarkan "intel bahasa", yakni mereka yang bahasa Inggrisnya sudah lancar, dengan tugas menjebak peserta yang melanggar undang-undang: tidak bicara Inggns, walau cuma sapatah kata. Yang terjebak dibawa ke sheriff, diinterograsi (tentu saja dalam bahasa Inggris) sebelum dimasukkan ke dalam jail. Ternyata, yang kemudian bingung lalu ngomong Jawa tak sedikit. Maka, tak lama kemudian ganti sheriff yang pusing kepala, Oh, my God, why my jail is over capacity -- penjaraku penuh maksudnya. Lalu kepala penjara mengaku stres, dan pembantunya memanggilkan dokter. Dan seterusnya, di setiap sudut ada keramaian, ada orang berdebat, permainan bergulir terus, yes, no atau thank you dan I'm sorry dan excuse me terdengar di mana-mana. Formasi diprakarsai oleh empat mahasiswa Fakultas Ekonomi: Bambang Setia Dharma, Dadang T. Yogasmara, Slamet Abadi, dan Uyung Sulaksana. Tak setiap mahasiswa Unibraw otomatis menjadi anggota. Tapi ada pendaftaran dan tes, dan iuran Rp 4.500 per semester, guna membiayai kegiatan rutin. Sedangkan untuk diskusi dan ceramah, juga acara "kota koboi" ada bantuan keuangan dan universitas. Acara main-main tapi serius ini menurut Bambang lebih merangsang mahasiswa untuk bicara Inggris. Soalnya, di hari-hari sebelum dan setelah "kota" dibuka, biasanya gemanya sudah dan masih ada. Sejumlah mahasiswa lalu bergaya, casciscus ngomong Inggris. Sebenarnya, kegiatan semacam itu bukan monopoli Unibraw, yang punya sembilan fakultas tapi tak ada fakultas sastranya. Institut Teknologi Bandung pernah mengadakannya. "Saya tak ingat persisnya, kira-kira tahun 1972," kata Hariadi P. Soepangkat, Rektor. Bahkan dulu itu di ITB tiap Jumat di asrama dan di ruang dosen wajib berbahasa Inggris. "Tapi apa yang terjadi? Tiap Jumat asrama dan ruang dosen pasti sepi," tutur Rektor sejak 1980 ini sembari tertawa. Maka, upaya itu lalu bubar. Adapun di sejumlah kampus lain, seperti di UGM Yogyakarta, USU Medan, dan UI Jakarta, antara lain, bahasa Inggris bagi mahasiswa cuma ada di ruang kuliah. "Bahasa Inggris untuk mahasiswa hanya diberikan sesuai dengan kurikulum. Selebihnya mereka bisa mengikuti kursus di luar," kata Adnan, Pembantu Rektor I UGM. "Memang, kemampuan berbahasa Inggris menjadi masalah pelik di USU," kata Bactiar Agus Salim, Pembantu Rektor I USU. Yang serius dipikirkan di banyak kampus kini baru meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dosen. Sebabnya, seperti dituturkan oleh Adnan, banyak kesempatan ke luar negeri tidak bisa dimanfaatkan oeh dosen, karena kemampuan bahasa Inggris yang kurang. Bukannya mahasiswa diabaikan. Bisa saja di UGM dibuka kursus Inggris buat mahasiswa. Tapi, selain soal biaya, cara konvensional tersebut menurut Adnan tak banyak hasilnya. Bagaimana kalau meniru kegiatan Formasi Unibraw? "Boleh juga, tapi kita lihat hasilnya dulu," katanya. Tapi itu memang bukan salah kampus dan mahasiswa sendiri. Itu merupakan kekurangterpaduan: pelajaran bahasa Inggris jadi masalah sejak SMP. Sudah jadi keluhan berantai, guru SMA mengeluh harus mengulang pelajaran SMP, dosen mengeluh harus mengulang pelajaran SMA. Direktorat Pendidikan Menengah Umum Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen P & K pernah mengadakan penelitian soal pelajaran bahasa Inggris di SMP dan SMA, 1980. Kesimpulan penelitian, jam belajar dan kualitas guru memang terbatas. Kurang dari 3% guru bahasa Inggris yang memenuhi syarat. Sementara itu, seorang siswa di SMA IKIP Jakarta yang pernah belajar di Australia heran, mengapa pelajaran bahasa Inggris di SMA Indonesia susah. Mungkin, siswa itu, putra Budayawan Subagio Sastrowardoyo, menganggap terlalu bertele-telenya tata bahasa, sementara kesempatan menekuk lidah untuk ngomong Inggrisnya itu sendiri jarang. Maka, tak heran bila sheriff di kota BUFf mengeluh, "Oh, my God, my jail is over capacity." Sori, over-croweded. Putu Setia (Jakarta), Wahyu Muryadi (Surabaya), dan biro-biro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus