SEBUAH bendungan tua bikinan tahun 1937 di Mangunang, Kecamatan
Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), tak dinyana
menggugah perhatian Gubernur Kalimantan Selatan Subardjo. Hingga
bendungan yang lebih pantas dijadikan koleksi museum itu.
mengilhami sang Gubernur untuk merobahnya jadi bendungan
raksasa. "Bendungan ini hendak ditingkatkan 10 kali lipat dari
keadaan sekarang", ujar Subardjo tatkala melakukan peninjauan ke
sana pekan terakhir Meilalu. Berarti, menurut ir. Arso Darmono,
Kepala PU Propinsi yang menyertai Gubernur, irigasi Mangunang
yang bertakaran semi tehnis, akan meningkat jadi sepenuhnya
tehnis. Berarti pula kemampuannya mengairi 161 ha melonjak jadi
1.165 ha. Itu agaknya bukan sekedar basa-hasi Subardjo. Sebab Rp
530 juta sudah disediakan APBN untuk itu. Dan warga Mangunang
tak perlu sangsi, boleh tersenyum sejak sekarang. Seperti juga
kepala desanya sudah tak ragu-ragu menghitung-hitung. "Untuk
tanah seluas 1.165 ha itu, paling tidak 362.200 blek bisa
dihasilkan", ujar pak Lurah. Itu kalau panen setahun sekali.
Sebab Haji Ubit seorang petani teladan, ternyata bisa menggarap
sawahnya kali setahun. Meski umpamanya penduduk Mangunang
belum mau meniru Haji Ubit, misalnya cuma 2 kali setahun boleh
diharap Mangunang bakal jadi lumbung padi Kalsel. Meeser Tapin
yang selama ini kesohor sebagai gudang beras.
4 Tahun Lagi
Meski sekarang masih impian, kerepotan mewujudkannya ternyata
telah lama merangkak. Survey dan disain yang melahap Rp 10 juta,
beres sudah. Mau tahu perinciannya? PT Virama Karya Jakarta
mengerjakan survey yang disebut reconnaisance di tahun 1972.
Biayanya Rp 3 juta lebih. Juga dengan biaya Rp 3 juta, tahun
berikutnya PT yang sama mengerjakan disain tahap pertama. Lalu
dengan biaya sama pula disain tahap pertama. Lalu dengan biaya
sama pula disain tahap II dikerjakan PT Wecon Ltd Bandung. Belum
jelas kenapa mesti dikerjakan oleh 2 PT dan dengan biaya yang
sama tapi dalam jarak waktu yang lumayan jauhnya. Yang terang
sebuah jalan proyek menuju Mangunang, sepanjang 4.300 m harus
pula disiapkan. Ini cukup dengan memperbaiki jalan yang sudah
ada dengan biaya hampir Rp 5 juta, dan selesai Pebruari lalu.
Setelah beres itu semua, barulah 1976/ 1977 ini pekerjaan
membikin bendungan akan dimulai. Yang menurut disain ternyata
tak ubahnya membangun bendungan yang baru. Dan ambisi menjadikan
Mangunang sebagai lumbung beras pun masih harus menunggu 4 tahun
lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini