Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KECEMASAN menerpa Heru Siswanto. Ketua Partai Demokrat yang populer dengan panggilan Sys N.S. itu pekan lalu masygul dengan Rancangan Tata Tertib Kongres Partai Demokrat. Soalnya, dalam rancangan tata tertib itu tak ada larangan bagi pejabat negara maju ke bursa ketua umum partai. "Rancangan itu tak sesuai harapan," ujar Sys N.S. "Itu dibuat untuk mengegolkan seseorang."
Kegundahan Sys N.S. beralasan. Sebagai kandidat ketua umum dalam kongres yang pekan ini digelar di Bali, Sys N.S. harus mencermati tiap pasal dalam rancangan tata tertib. Sejak awal Sys berharap kriteria Ketua Umum Partai Demokrat adalah tokoh yang memiliki waktu untuk membesarkan partai. "Seorang menteri terlalu sibuk dengan urusan negara," ujarnya.
Ketua Umum Partai Demokrat, Subur Budhisantoso, memastikan draf Tata Tertib Kongres sudah rampung. Susilo Bambang Yudhoyono, pendiri Partai Demokrat yang kini menjadi presiden, dipastikan ikut menyetujui tiap pasal beleid kongres itu. Jadi, "Peserta kongres tinggal mengesahkan saja," ujar Subur Budhisantoso. Subur membantah tudingan kriteria itu sengaja dibuat untuk mengegolkan seorang kandidat ketua umum.
Adu strategi dan penggalangan suara menjelang pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat memang memanas. Beberapa namaantara lain Taufiq Effendi (Menteri PAN), Subur Budhisantoso (Ketua Umum PD), Sys N.S. (Ketua PD), dan Suratto Siswodihardjotelah mendeklarasikan maju ke bursa pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat. Para kandidat itu kini tiba-tiba aktif berkunjung ke daerah. Maklum, dalam kongres nanti, secara formal mereka memperebutkan 463 suara (1 suara untuk DPP, 2 suara untuk tiap DPD, dan 1 suara untuk tiap DPC).
Tapi Suko Sudarso, karib Presiden Yudhoyono, punya analisis menarik. Menurut Suko, meski pemilihan ketua umum dilakukan lewat pemungutan suara, hasilnya sangat bergantung pada SBY. Maklum, sebagai pendiri Partai Demokrat, SBY dianggap memiliki otoritas untuk menentukan "hitam-putihnya" partai. "Para kandidat seperti menunggu wahyu dari langit," kata Suko Sudarso. "Siapa pun yang direstui SBY pasti akan jadi."
Pernyataan Suko Sudarso dibenarkan oleh Ketua Partai Demokrat Jawa Tengah, Subyakto. Meski menerima kunjungan dari hampir semua kandidat ketua umum partai, Subyakto menyatakan DPD Jawa Tengah belum mengambil sikap. "Kami menunggu sinyal dari SBY," ujar Subyakto.
Bisik-bisik di kalangan dekat SBY menyatakan Taufiq Effendi memiliki peluang paling besar. Menurut sumber Tempo, pilihan SBY terhadap Taufiq untuk memperlancar koordinasi dan komunikasi antara SBY dan partai. Maklum, sebagai presiden, waktu SBY dipastikan banyak tersita untuk pelbagai urusan kenegaraan. Nah, Taufiq, yang kini menjadi Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, dipastikan memiliki akses langsung ke Presiden Yudhoyono.
Taufiq Effendi, 54 tahun, memang memiliki peluang besar. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Ventje Rumangkang, menyebut figur Taufiq dapat bekerja sama dengan SBY untuk membesarkan partai. Seorang kawan dekat Taufiq Effendi menyatakan posisi menteri akan menjadi kartu truf dalam kongres Partai Demokrat. "Posisi menteri akan menguntungkan partai," kata sumber itu menirukan Taufiq. "Kalau menteri berkunjung ke daerah, dibantu banyak orang."
Selain berbekal jabatan menteri, Taufiq juga punya kelebihan lain. Pensiunan polisi berpangkat brigadir jenderal ini bukan pendatang baru di partai. Pada awal Oktober 2002, Taufiq Effendi diajak SBY mendirikan Partai Demokrat. Taufiq kemudian dipercaya menjadi Wakil Sekjen Partai Demokrat. Dalam pemilu legislatif, Taufiq juga aktif berkampanye ke daerah. "Taufiq bukan anak kos. Dia ikut membesarkan partai," ujar Suko Sudarso.
Boleh jadi pertarungan menuju kursi Ketua Umum Partai Demokrat menggiurkan banyak orang. Maklum, partai yang meraih 57 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat ini menjadi kekuatan terbesar kelima di parlemen. Selain itu, stempel sebagai "partai pelat merah" juga membuat Partai Demokrat menjadi incaran politisi. Tak mengherankan, Gubernur Jakarta Sutiyoso, yang tak pernah berkiprah di Partai Demokrat, juga tergiur. Bekas atasan SBY di Pangdam Jakarta Raya itu mengaku mendapat dukungan dari Partai Demokrat Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. "Kalau dapat izin SBY, saya maju," kata Sutiyoso.
Tak ada yang pasti dalam politik. Sikap resmi SBY belum juga diumumkan. Bola liar kandidat Ketua Umum Partai Demokrat masih mungkin bergerak zigzag.
Setiyardi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo