Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Momen

8 Oktober 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JEMBER
Batik Jember Mendunia

Batik khas Kabupaten Jember semakin dikenal pasar dunia. Mawardi, pemilik UD Bintang Timur, satu dari tiga rumah industri perintis batik di Kecamatan Sumberjambe, mengatakan produksi dan omzetnya meningkat setiap tahun.

Dalam dua tahun terakhir, kata dia, pembatik menerima banyak pesanan dari Amerika Serikat, Belanda, Jerman, India, dan Australia. "Kebanyakan pesan batik tulis

Menurut Iriane, pemilik Rumah Batik Rolla di Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang, motif tembakau, kopi, kakao, dan buah naga paling digemari. Motif batik yang ditampilkan di Jember Fashion Carnaval biasanya laris manis.

Iriane ikut menikmati naiknya pamor batik Jember. Rumah batik yang berdiri pada 2010 itu memiliki 155 karyawan dengan omzet Rp 100 juta per bulan. Dalam sebulan, 1.000 helai batik beragam motif bisa terjual.

Batik Jember dikembangkan dari batik Sumberjambe, 30 kilometer arah utara Jember, dengan motif khas daun tembakau. Batik ini berkembang sejak 1930-an, yang berakar dari batik Madura.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kabupaten Jember Mirfano mengatakan batik Jember semakin dikenal pasar internasional karena model dan manajemen pemasarannya lebih baik. "Misalnya dengan mulai menggunakan pemasaran online."

Mahbub Djunaidy

SURABAYA
Bison Surabaya Mati

Seekor bison Amerika koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) ditemukan mati di kandangnya pukul 14.40, Kamis dua pekan lalu. "Bison ini sudah melampaui kebiasaan hidupnya di alam yang hanya 20 tahun," kata juru bicara KBS, Anthan Warsito.

Bison itu mati pada umur 23 tahun. Si bison dalam setahun terakhir dirawat dokter hewan KBS. Dua hari sebelum mati, ia lemas dan tidak bisa berjalan. Bison ini hasil pertukaran hewan dengan kebun binatang di Berlin, Jerman, pada 1990. Saat itu KBS mendapatkan empat bison-masing-masing dua jantan dan dua betina-tapi tak bisa dikembangbiakkan.

KBS memiliki 4.020 ekor satwa dari 220 spesies. Padahal, dengan luas dan jumlah kandang yang ada, seharusnya kebun binatang ini menampung maksimal 3.000 binatang. "Seribu ekor kelebihan harus dipindahkan, tapi memindahkannya tidak gampang," kata Ketua Tim Pengelola Sementara KBS Hadi Prasetyo.

Fatkhurrohman Taufiq

SURABAYA
Ampuhnya Buku Nikah Madura

Bisnis pembuatan buku nikah palsu terungkap akhir bulan lalu. Buku nikah ini dijual kepada para tenaga kerja Indonesia di luar negeri, terutama Arab Saudi. Pengirimannya dititipkan kepada jemaah calon haji

Pada 30 September lalu, kepolisian Arab Saudi mencokok dua anggota jemaah calon haji asal kelompok terbang 20 embarkasi Surabaya karena kedapatan membawa 300 buku nikah palsu. Mereka adalah Abdul Halik dan Muhammad Rijak, yang berasal dari Pamekasan, Madura.

Tiga hari sebelumnya, dua anggota jemaah calon haji lain dari Pamekasan, pasangan Bukari Muhammad Ali Rizal dan Sinai, ditangkap selagi masih di Surabaya. Petugas keamanan PT Angkasa Pura I menemukan 998 buku nikah palsu di dua koper mereka.

Menurut Ketua Lembaga Kajian dan Advokasi Rakyat Pamekasan Fauzi, bisnis buku nikah palsu sudah jamak di Desa Tamberu, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan. "Tapi baru terungkap sekarang," katanya.

Dia mengatakan buku yang digunakan untuk nikah siri itu dijual 80-200 riyal per buku atau sekitar Rp 5 juta. "Banyak TKI yang menikah dengan sesama TKI. Ini peluang bisnis buku nikah palsu," ujarnya.

Sulaihah, mantan TKI, menuturkan buku nikah palsu dibutuhkan para pekerja untuk mengurus izin tinggal secara permanen di Arab Saudi. "Syaratnya kan harus ada mahram."

Jika dicermati sedikit teliti, buku itu jelas palsu. Tahun pembuatannya tertulis 2010, tapi yang meneken Menteri Agama Maftuh Basyuni. Padahal di era itu posisi Menteri Agama diisi Suryadharma Ali. Buku itu juga tanpa hologram lambang Kementerian Agama. Model hurufnya Arial, padahal seharusnya Times New Roman.

Fatkhurrohman Taufiq

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus