Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Motivator Ulung Katibah Nusantara

Polisi menangkap terduga teroris Abu Fauzan alias Agus Rianto. Ditengarai terkait dengan kelompok ISIS di bawah komando Bahrumsyah.

10 Oktober 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ARISANTO menghentikan laju sepeda motornya tiba-tiba ketika melintasi Jalan Asem Raya, Bekasi, Jawa Barat, Rabu pagi dua pekan lalu. Saat itu Arisanto berkendara dari arah Mustika Jaya menuju Ciketing. Pria 26 tahun itu terperangah melihat dua sepeda motor yang ditumpangi masing-masing dua orang berpakaian bebas menyergap seorang lelaki dan perempuan di perempatan jalan persis di depannya. "Saya kira mereka debt collector," katanya Rabu pekan lalu.

Menurut dia, lelaki dan perempuan berjilbab itu berboncengan motor dari arah Padurenan dengan laju yang tak terlalu cepat, hanya sekitar 30 kilometer per jam. Ketika keduanya hendak berbelok ke kanan menuju arah Ciketing—arah tujuan yang sama dengan Arisanto—tiba-tiba satu sepeda motor menyalip, kemudian menghadang. Adapun satu yang lain menabrak dari belakang. "Lelaki dan perempuan itu sampai terjatuh," ujarnya.

Insiden itu menjadi perhatian orang-orang di sekitarnya. Puluhan orang berkumpul mendekati lokasi di dekat Tugu Asem itu. Tapi, ketika orang-orang mulai mengerubungi, dengan cepat seorang penyergap mengeluarkan pistol dan meminta massa bubar. "Dia mengaku polisi," ucap Arisanto.

Di tengah situasi itu, mobil Toyota Kijang mendekat. Sambil dipegang tangannya, lelaki yang disergap itu dibawa ke dalam mobil, menyusul si perempuan. Mobil kemudian melaju ke arah Bantar Gebang dan meneruskan ke Markas Besar Kepolisian RI, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. "Kejadiannya cepat. Cuma dua sampai tiga menit," kata Arisanto.

Lelaki dan perempuan yang ditangkap itu adalah Abu Fauzan alias Agus Rianto dan istrinya. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan penyergapan Abu Fauzan dan istrinya berawal dari penangkapan tujuh orang di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis tiga pekan lalu.

Tujuh orang itu hendak berangkat ke Suriah dan diduga terkait dengan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Tiga di antara tujuh yang ditangkap itu sudah ditetapkan sebagai tersangka, yakni A, W, dan AMF. "Penangkapan Abu Fauzan berdasarkan hasil pemeriksaan tiga tersangka itu," kata Boy.

Berselang dua jam setelah penyergapan, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menggeledah rumah Abu Fauzan di Kampung Kelapa Dua RT 1 RW 8, Kelurahan Padurenan, Kecamatan Mustika Jaya, Bekasi. Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Umar Surya Fana mengatakan tim Densus menyita sebuah laptop, telepon seluler, dan beberapa buku. "Ada juga sejumlah dokumen," ujar Umar.

Ketua rukun tetangga setempat, Wawan Diego, mengatakan rumah yang ditinggali Abu Fauzan adalah warisan orang tua. Sebelumnya, dia tinggal di Kecamatan Pondok Gede, Bekasi. Menurut Wawan, Abu Fauzan tertutup kepada warga sekitar meski sudah dua tahun tinggal di sana. Lantaran itu, kegiatan Abu Fauzan tak diketahui. "Setahu kami, dia bekerja di pabrik kayu," ucapnya.

Sepak terjang Abu Fauzan dalam jaringan terorisme bermula dari penangkapan di Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis tiga pekan lalu. Polisi menangkap tiga orang berinisial A, W, dan AMF. Boy Rafli Amar mengatakan tiga tersangka itu bertugas memfasilitasi warga Indonesia yang ingin bergabung dengan ISIS. Menurut Boy, Abu Fauzan bertugas mempersiapkan orang yang akan berangkat ke wilayah ISIS. "Dia memberikan pembekalan dan motivasi," kata Boy.

Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Polri Komisaris Besar Rikwanto mengatakan Abu Fauzan dan jaringannya sudah memberangkatkan sekitar 20 simpatisan ISIS ke Suriah dalam setahun terakhir. Pemberangkatan dilakukan melalui empat kelompok. "Terakhir pada Januari lalu. Sebelumnya pada Oktober dan November 2015," katanya.

Menurut Rikwanto, jaringan ini menyusupkan simpatisan ISIS sebagai peserta umrah. Mereka mengincar agen perjalanan yang menyediakan tur tambahan, terutama ke Mesir dan Turki. "Mereka memisahkan diri dari rombongan di dua negara itu, lalu menyeberang ke Suriah," ucap Rikwanto.

Seorang pejabat kepolisian mengatakan Abu Fauzan dan jaringannya berkaitan dengan sel ISIS pimpinan Bahrumsyah, komandan pasukan ISIS asal Asia Tenggara atau Katibah Nusantara. "Kelompok ini mendapat pengaruh dari jaringan Abu Hamzah di Suriah," ujarnya. Abu Hamzah merupakan salah satu komandan ISIS di Suriah. Dia mertua Bahrumsyah.

Menurut pejabat polisi itu, sel ISIS pimpinan Bahrumsyah lebih radikal dibanding sel pimpinan Aman Abdurrahman dan Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo, dua tokoh ISIS di Indonesia yang diduga mendalangi teror bom di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, pertengahan Januari lalu. Dia menyatakan Abu Fauzan memberi pembekalan ideologi calon pengikut ISIS. Salah satu caranya melalui pertemuan di lokasi karantina, beberapa bulan atau pekan sebelum ke Suriah. "Mereka bertatap muka langsung," ucapnya.

Boy Rafli Amar mengatakan Abu Fauzan mahir berbicara sehingga berperan sebagai motivator. Abu Fauzan juga ditengarai melatih cara berkomunikasi agar para simpatisan ISIS terhindar dari pemeriksaan selama perjalanan ke Suriah. Tetangga Abu Fauzan, Jamar, mengatakan rumah Abu Fauzan sering didatangi orang dari luar lingkungan sekitar. "Tamu dia enggak pernah menegur. Lewat ya lewat saja," kata Jamar.

Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian Taufik Andrie mengatakan metode pertemuan fisik dipakai jejaring ISIS lantaran komunikasi di dunia maya dianggap tidak aman. "Mereka menghindari Internet," ujarnya. Menurut Taufik, komunikasi lewat Internet atau aplikasi di ponsel membuat pergerakan mereka mudah terdeteksi. "Metode itu kan relatif tidak mudah dilacak."

Prihandoko, Rezki Alvionitasari, Dewi Suci Rahayu, Danang Firmanto (Jakarta), Adi Warsono (Bekasi)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus