ORANG kaya malah berlagak miskin tatkala berpapasan dengan petugas pajak. Biasa. Atau pengusaha kakap tiba-tiba bagaikan bersisik ikan teri di depan juru pajak. Dan selama 12 tahun seorang pengusaha konstruksi yang tidak disebutkan namanya di Ipoh, Negara Bagian Kedah, Malaysia, selalu saja lolos dari kewajibannya terhadap negara. Namun, sepandai-pandai saudagar itu main kucing-kucingan, toh akhirnya belangnya ketahuan juga. Seperti diberitakan koran Berita Harian, awal November lalu, pengusaha berusia 50 tahun itu terpaksa melunasi tunggakannya 1,4 juta ringgit atau sekitar Rp 11 miliar, termasuk denda 60,15%. Menurut catatan Direktorat Jenderal Hasil Dalam Negeri, sedikitnya ada 3.750 pengingkar pajak di seluruh Malaysia. Contohnya, seorang pengusaha yang berjualan di pasar malam punya penghasilan tidak kurang dari 75.000 ringgit sebulan. Rumahnya mewah. Punya mobil BMW mewah dan sebuah truk. ''Tapi dia berjualan cuma mengenakan baju rombeng, mirip pengemis,'' tutur Madihah Ismail, juru bicara instansi tadi. Begitu pula ada seorang pemilik pabrik yang punya aset bernilai 400.000 ringgit, tapi setoran pajaknya hanya 500 ringgit setahun. Lalu ada lagi nelayan yang tidak pernah membayar pajak pendapatan, padahal dia punya dua boat pukat harimau seharga 500.000 ringgit serta dua kapal untuk mengangkut turis. Untuk memburu wajib pajak itu pihak pemerintah mengerahkan tenaga dan dana yang juga tidak sedikit. Celakanya, begitu sasaran dikira mengena, eh, enak saja si saudagar memilih masuk daftar pengusaha muflis alias bangkrut, satu cara berkelit paling kuno dari para wajib pajak. Menurut laporan Ahmad Latif dari TEMPO, tugas pelacakan dilakukan oleh Unit Tindakan Khas, dengan melakukan serangkaian operasi. Ada yang terkenal dengan nama Operasi Mingguan, Operasi Khas, Operasi Malam, dan sebagainya. Kalau dengan cara tangguk rapat itu masih ada juga yang lolos, boleh jadi perlu juga di Malaysia dibuatkan Operasi Malaikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini