Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Multaqo Ulama, Habaib, dan Cendekiawan Muslim mengajak umat menjaga stabilitas keamanan dan menghindari aksi-aksi inkonstitusional pasca-Pemilihan Umum 2019. Ajakan ini merupakan bagian rekomendasi dan kesepakatan multaqo ulama yang digelar di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat malam, 3 Mei 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami mengajak umat Islam menangkal aksi-aksi provokasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kami mengajak umat Islam untuk tidak terpancing melakukan aksi inkonstitusional," kata dai Manarul Hidayah di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat malam, 3 Mei 2019.
Manarul Hidayah yang juga panitia mengatakan acara ini diinisiasi oleh kiai sepuh Maimoen Zubair dan ulama asal Pekalongan, Jawa Tengah, Lutfi bin Yahya. Manarul mengatakan melalui multaqo ini mereka mengajak para ulama, habaib, dan cendekiawan muslim untuk memberikan teladan menjaga situasi damai terutama selama Ramadan.
"Stabilitas keamanan sangat erat hubungannya dengan keimanan. Ketika keimanan lenyap, keamanan akan tergoncang. Dua unsur ini saling mendukung," kata Manarul
Juru bicara multaqo, Najih Arromadloni mengatakan, multaqo ulama mengimbau umat Islam bersama-sama mewujudkan keamanan, perdamaian, dan situasi yang kondusif. Multaqo mengimbau agar umat mengedepankan persaudaraan, bukannya menonjolkan perbedaan yang bersifat kontraproduktif.
Senada dengan Manarul, dia mewanti-wanti agar seluruh umat Islam di Indonesia menghindari dan menangkal aksi-aksi provokasi. Selain itu, multaqo juga mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk tidak terpancing dalam melakukan aksi inkonstitusional.
"Hal tersebut akan sangat mengganggu berlangsungnya ibadah di bulan suci Ramadan, bahkan dapat menghilangkan pahala berpuasa," kata Najih.
Ihwal Pemilu 2019, Najih mengatakan bahwa sudah ada aturan dan lembaga yang berwenang mengatasi persoalan-persoalan pemilu, yakni Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum, dan Mahkamah Konstitusi. Najih mengatakan umat Islam wajib mengikuti keputusan ketiga lembaga itu jika menyangkut persoalan pemilu.
"Ketaatan di sini bisa bermakna teguh menempuh jalur konstitusional. Prinsip ketaatan ini untuk menjaga kelangsungan sistem sosial agar tidak terjadi anarki,” katanya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siraj mengatakan acara multaqo ulama ini bukan pertemuan politik. Said mengatakan pertemuan tersebut digelar agar suasana tenang dan damai dalam rangka menyongsong Ramadan.
Kendati begitu, Said juga sempat menyisipkan pesan ihwal Pemilu 2019 saat berceramah di forum multaqo tersebut. Dia mengatakan agar semua pihak menunggu proses yang tengah berlangsung di Komisi Pemilihan Umum. "Mari kita tunggu 22 Mei. Kita percaya pada KPU, Bawaslu, DKPP," kata Said.
Said meminta agar hasil multaqo ini disebarluaskan kepada umat Islam. Dia juga berujar akan ada multaqo berikutnya, yakni pada semester kedua tahun ini. "Semakin sering multaqo akan semakin sering kita ketemu, semakin mengerti dan solid untuk memperkuat persatuan," ucapnya.