Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Praktisi pendidikan menyarankan supaya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meningkatkan kualitas para guru sehingga sesuai dengan kebutuhan pelajar masa kini. Kehadiran guru yang berkualitas di semua jenjang pendidikan diharapkan mampu mempersiapkan siswa menghadapi tantangan di masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dosen Universitas Gadjah Mada yang juga pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan, Muhammad Nur Rizal, mengatakan guru-guru masa kini harus memiliki pola pikir yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda, menyiapkan siswa untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan industri (link and match), serta membantu menciptakan masyarakat yang berbudaya dan beradab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Nadiem ditunjuk artinya Presiden sedang mengirim pesan ke masyarakat, ‘Hei, berubahlah, revolusilah sistem pendidikan ini’," ujar Rizal di sela acara pelatihan bersama 120 guru di Yogyakarta, kemarin.
Dia juga menyarankan supaya Nadiem memperbaiki regulasi dunia pendidikan agar sejalan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Sekarang ini, Rizal menilai, situasinya adalah murid-murid berasal dari generasi milenial dan guru-guru dari abad ke-20, sedangkan sistem sekolahnya berasal dari abad ke-19.
"(Perubahan) struktur dan regulasi sasarannya perlu dipertegas, yakni guru. Pekerjaan yang kami lakukan dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan ini adalah mentransformasi gurunya," ujar dia.
Rizal mengimbuhkan, pendidikan tidak hanya bertujuan menyiapkan sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan industri, tapi juga menyiapkan manusia untuk memiliki kehidupan demokrasi di masa depan. Ia memprediksi, kehidupan demokrasi di masa depan memiliki karakteristik yang berbeda dengan saat ini.
Diktator di era digital, kata dia, bukan lagi Komunis atau tiran, melainkan digital. "Siapa menguasai digital maka dia yang akan menguasai manusia. Jadi, digital bisa menguasai manusia ketimbang manusia itu sendiri," kata dia. Jika situasi itu terus dibiarkan, ujar Rizal, demokrasi akan rusak dan manusia akan tercerabut dari kehidupan demokrasinya.
Anggota Dewan Pakar Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, Najelaa Shihab, mengatakan telah menyodorkan enam prioritas di bidang pendidikan yang perlu jadi perhatian Nadiem selama lima tahun ke depan. "Cukup realistis tapi juga ambisius untuk diselesaikan dalam lima tahun ke depan," kata Najelaa.
Enam prioritas versi lembaga nirlaba di bidang kebijakan pendidikan itu adalah mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam satuan pendidikan, melakukan transformasi sistem penilaian yang berbasis kompetensi dan data berbasis teknologi, menciptakan pendidik yang berkualitas di semua jenjang, dan mempercepat pemerataan pendidikan.
Selanjutnya, merancang sistem pendidikan vokasi yang holistik dan bermitra dengan dunia usaha dan industri, serta mewujudkan pendidikan anak usia dini yang berkualitas. "Enam prioritas yang telah disampaikan belum mendapat tanggapan dari Nadiem. Kami kasih waktu kepada beliau untuk membuktikan apa yang akan dilakukan," tuturnya.
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Seto Mulyadi, optimistis Nadiem dapat mengemban tugasnya dengan baik. Ia juga berpesan supaya Nadiem membiarkan setiap siswa untuk tumbuh dengan potensi masing-masing. "Jadi, bukan hanya teoritis, bukan hanya pada gelarnya," kata dia.
Ia mengungkapkan pula, ada tiga hal yang belum mendapat perhatian pemerintah di bidang pendidikan. Pertama, pendidikan yang menjangkau semua anak. "Anak-anak jangan sampai terlantar, menganggur, putus sekolah." Kedua, pendidikan yang ramah anak dan bebas dari kekerasan. Ketiga, pendidikan yang menghargai dan merangsang kreativitas anak. ESTER ARLIN | PRIBADI WICAKSONO (YOGYAKARTA) | EFRI RITONGA
Nadiem Diminta Prioritaskan Peningkatan Kualitas Guru
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo