Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Nasihat Kresna dari Lantai Enam

12 April 2010 | 00.00 WIB

Nasihat Kresna dari Lantai Enam
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

SEPERTI biasa, Megawati Soekarnoputri membuka pidatonya dengan pekik ”Merdeka!” yang dimegah-megahkan. Ratusan peserta Kongres III Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berbaju merah-hitam di Agung Room, Hotel Inna Grand Bali Beach, di tepi pantai Sanur itu langsung mengacungkan tinju dan membalas pekik sang ketua umum.

Ruang sidang berangsur hening ketika Mega mulai berbicara soal kemerosotan suara partainya dalam dua pemilihan umum terakhir. Ketika itulah Mega mengutip ucapan ayahandanya, Soekarno, ”Majulah terus, jangan mundur, mundur hancur!” Dengan suara bergetar ia mengakhiri kalimatnya, ”Kita telah mencapai point of no return!”

Mega kemudian mengkritik pelaksanaan Pemilu 2009, menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menuntaskan penyelidikan kasus Bank Century, dan menyitir politikus yang dianggapnya miskin ideologi. Saban ucapannya mengkritik lawan, tempik sorak membahana dari lantai peserta.

Menjelang akhir pidato, Mega kembali mengutip Soekarno. ”Karma nevad ni adikaraste ma phaleshu kada chana,” ujarnya. Kalimat yang berarti ”kerjakanlah kewajibanmu tanpa berhitung soal akibatnya” ini merupakan nasihat Kresna kepada Arjuna yang bimbang ketika menghadapi lawan yang adalah guru dan sanak saudara sendiri.

Banyak yang memuji pidato ini, setidaknya khalayak Partai Banteng sendiri. ”Pidato ini memang spesial, karena bukan tipe pidato instan,” kata anggota panitia pengarah Kongres, Andreas Pareira.

Pidato itu disiapkan dua pekan lalu di Board Room lantai enam Hotel Atlet Century, Jakarta. ”Seminggu penuh kami di sana menyempurnakan pidato itu,” kata Pareira. Ide dasar pidato sudah dilontarkan sejak Januari lalu dalam rapat di kantor Dewan Pimpinan Pusat di Lenteng Agung. Draf pidato baru mulai ditulis sebulan lalu.

Naskah kasar itu dipresentasikan di depan panel akademisi. Secara bergantian dosen Universitas Indonesia, Makmur Keliat; dosen Universitas Gadjah Mada, Cornelis Lay; dan peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bhakti, memberikan masukan.

Menurut Ikrar, mereka ikut sumbang saran soal kebijakan politik dan ekonomi alternatif, termasuk menyisipkan kebijakan Bung Karno. Penghalusan kata ”oposisi” menjadi ”penyeimbang” pun datang dari mereka. ”Kami diundang secara profesional untuk memberi masukan, tapi tidak terlibat dalam penulisan pidato,” kata Ikrar.

Setelah menerima saran para akademisi itu, panitia pengarah dipecah jadi tiga komisi yang membahas sikap politik, persoalan internal, dan program partai. Masing-masing komisi lalu membawa draf ke Hotel Atlet Century Park—untuk ”dijahit” jadi satu. Sentuhan akhir antara lain diberikan Prananda Prabowo. Dialah yang memilih kutipan dari kakeknya, yang cocok dengan kondisi aktual partai.

Misalnya soal ” perseteruan” antara Megawati dan Taufiq Kiemas. Nanan memilihkan nasihat Kresna kepada Arjuna, yang dipetik dari pidato Soekarno membuka Musyawarah Kaum Teknisi Indonesia pada 30 September 1965, beberapa jam sebelum aksi Gerakan 30 September.

Satu sumber membisikkan, ada juga tim ”ghostwriter” dan editor bahasa. Bahkan, ”Mega juga dilatih berpidato sampai soal pemberian intonasi di tiap kalimat.” Pada tingkat ”final”, Mega tiga kali berlatih membaca dengan teleprompter. Dua kali di kediamannya di Jalan Teuku Umar, dan terakhir di Hotel Inna.

Oktamandjaya Wiguna (Denpasar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus