Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

PAN Tidak Ingin Memaksakan Ridwan Kamil ke Pilgub Jakarta

Sekjen PAN Eddy Soeparno, mengatakan partainya tidak memaksa Golkar agar Ridwan Kamil agar maju di pemilihan gubernur Jakarta alih-alih Jawa Barat.

22 Juli 2024 | 10.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno. Dok DPR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional, Eddy Soeparno, mengatakan partainya tidak memaksa Golkar agar Ridwan Kamil agar maju di pemilihan gubernur Jakarta alih-alih Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eddy Soeparno menyebut sampai saat ini belum ada keputusan di antara Koalisi Indonesia Maju siapa yang akan diusung di Pilgub Jawa Barat. Meskipun Golkar kukuh menempatkan pria yang disapa Kang Emil di Jawa Barat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tidak ada kata menolak atau menerima karena segala sesuatu itu kita putuskan secara konsensus. Jadi tidak ada itu, kita hanya menganjurkan, merekomendasikan. Kita menghormati Golkar, tentu kita tidak boleh menolak, memaksakan apalagi,” kata Eddy saat dihubungi Tempo, Ahad, 21 Juli 2024.

Eddy mengatakan PAN, Gerindra dan Golkar sedang membahas formula yang akan disepakati KIM untuk Pilgub Jawa Barat. Ia mengatakan sah-sah saja apabila partai politik KIM mengusung calon masing-masing di Pilkada Jawa Barat. Namun PAN berharap agar KIM tetap solid dalam pilkada, terutama di Jawa Barat. 

“Menurut saya sah-sah saja karena itu masing-masing keinginan partai, terutama partai yang mau maju di pemilihan gubernur. Tetapi ini kan keputusan bersama yang ingin kita capai,” tutur Eddy. 

Tiga partai Koalisi Indonesia Maju mengusung calon yang berbeda untuk maju di Pilgub Jawa Barat. Golkar mengusung Ridwan Kamil. Sedangkan Gerindra menjagokan Dedi Mulyadi dan PAN mengusung Bima Arya Sugiarto.

Ridwan Kamil yang merupakan calon gubenur inkumben Jawa Barat berpeluang menang jika diusung kembali. Golkar telah menugaskan Ridwan Kamil untuk maju antara Jawa Barat dan Jakarta. Belakangan, Golkar lebih condong menempatkan Kang Emil di Jawa Barat. Sementara PAN dan Gerindra disebut ingin agar Ridwan Kamil di Jakarta untuk memuluskan Dedi Mulyadi. 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar Jawa Barat, Ace Hasan Syadzily, mengatakan Ridwan Kamil lebih realistis maju di Jawa Barat dibanding Jakarta jika melihat survei dan elektabilitasnya. 

“Memang di Jawa Barat tidak ada nama lain selain Pak Ridwan Kamil,” kata Ace saat dihubungi Tempo, Ahad, 21 Juli 2024.

Berdasarkan sigi Litbang Kompas, elektabilitas Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta memang masih relatif rendah. Ridwan Kamil hanya mendapatkan suara 8,5 persen pada survei Litbang Kompas dilakukan pada periode 15-20 Juni 2024. Posisinya berada di peringkat tiga atau di bawah Anies Baswedan dengan elektabilitas 29,8 persen dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan 20 persen.

Sementara di Jawa Barat, Ridwan Kamil selalu unggul di berbagai survei. Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC juga mendapati Ridwan Kamil masih berjaya dalam sigi simulasi yang dilakukan pada periode 9 Juni-11 Juli 2024.

Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani, mengatakan Ridwan Kamil mendapatkan 50,6 persen suara dari para peserta survei. Disusul Dedi Mulyadi di posisi kedua dengan 25,1 persen suara.

“Bila pemilihan gubernur Jawa Barat diadakan ketika survei dilakukan pada 9 Juni-1 Juli 2024, Ridwan Kamil berpeluang paling besar untuk menang,” kata Deni dalam keterangan pers daring pada Sabtu, 13 Juli 2024.

Indikator Politik Indonesia juga melakukan survei elektabilitas calon gubernur Jawa Barat pada 20-27 Juni 2024. Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan pada simulasi 6 nama calon gubernur, Ridwan Kamil menduduki posisi teratas dengan 45,6 persen disusul Dedi Mulyadi dengan 34,7 persen. Lalu, ada nama Dede Yusuf sebesar 7,1 persen. Kemudian, Bima Arya Sugianto sebesar 2, 5 persen, Ono Surono sebesar 1,3 persen, dan Ilham Akbar Habibie sebesar 0,8 persen. 

Saat nama Ridwan tidak disodorkan dalam survei, Dedi Mulyadi mampu menempati posisi teratas. Pada simulasi 3 nama, Dedi Mulyadi (67,5 persen) mengungguli Dede Yusuf (17,8 persen) dan Haru Suandharu (1,2 persen). Dedi Mulyadi juga menempati posisi teratas saat dihadapkan dengan Bima Arya dan Ilham Akbar.

"Kalau Ridwan Kamil tidak dimasukan, pendukung Ridwan akan memilih Dedi Mulyadi," kata  Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers, Kamis, 4 Juli 2024.

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus