DUA ribu lulusan SMA tahun ini boleh bangga karena diterima di
Ul. Dan sebagai mahasiswa baru, mereka pun kini boleh senang
karena tak diganggu hak asasinya yang menyangkut cara bersisir
dan cara berpakaian. Kini, tak seperti yang pernah terjadi di UI
-- juga di perguruan tinggi mana saja dulu, kakak-kakak
mahasiswa mereka tak mengganggu-gugat rambut di kepala. Mereka
pun tak diharuskan berpakaian aneh-aneh, misalnya mengenakan
keranjang bambu sebagai topi. Pun tak lagi ada perintah
mengumpulkan katak atau serangga.
Sebagai gantinya, lewat SK Rektor UI No. 058/1983, masa
Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) yang
berlangsung dari 26 Juli sampai dengan 13 Agustus, selama 10
hari kerja akan diisi dengan Penataran P-4. "Kalian termasuk
yang jumlahnya sedikit, yang dapat mengikuti Penataran P-4 pada
tahap yang sangat dini dalam perjalanan hidupmu selaku
mahasiswa," kata Menteri Nugroho Notosusanto, ketika membuka
Ospek di Istora Senayan, 26 Juli lalu!
Dan selesai Penataran nanti mereka yang lulus akan memperoleh 2
SKS (satuan kredit semester) atas nama mata kuliah Pancasila.
Jadi mereka tak perlu lagi waktu selama satu semester untuk
mengambil itu kuliah. Nugroho yang juga Rektor UI itu rupanya
menganggap bahwa kuliah Pancasila, termasuk mata kuliah dasar
umum (MKDU) "yang kurang efektif dan kurang intensif, lagipula
waktunya terlalu lama." Sementara penataran yang berlangsung
hanya sepuluh hari ini dianggap "hasilnya bisa lebih mendalam,
karena anak-anak dapat berdiskusi bebas."
Dalam sejarah Penataran P-4 di negeri ini, mungkin baru kali ini
yang paling kolosal. Bayangkan saja, untuk dua ribu mahasiswa
baru ini ternyata dibutuhkan sekitar 700 penatar. Maka UI pun
tak mampu menyediakan penatar dari kandang sendiri. Terpaksa
pihak BP-7 Pusat dan BP-7 DKI diminta bantuannya.
Materi penataran, tak berbeda dengan Penataran P-4 selama ini,
meliputi enam hal. P-4, UUD 1945, GBHN, Ketetapan MPR Hasil
Sidang Umum 1983, Peragaan Permainan Simulasi P-4, dan pemutaran
film 10 tahun pembangunan Orde Baru. Penyajiannya juga biasa.
Ada ceramah, diskusi, dan penulisan makalah.
Pada hari pertama, 27 Juli, suasana ceramah mirip kuliah biasa.
Di sebuah ruang di FISIP-UI, Rawamangun, misalnya, pagi itu
tampak seorang manggala memberikan ceramah P-4. Ia berbicara
lewat mikropon kepada 200 mahasiswa baru (dua ribu mahasiswa
dibagi dalam 10 gugus). Sementara peserta penataran bermacam
tingkahnya. Ada yang tekun mencatat ada juga yang mengantuk.
Beberapa mahasiswa tampak berbisik-bisik dengan teman sebelah
dan tertawa kecil. Tapi semuanya tak lupa mencantelkan lencana
merah-putih di dada kiri yang bertuliskan nama masing-masing.
Nama sebenarnya bukannya nama julukan seperti di zaman
perpeloncoan dulu.
Hampir sehari penuh mahasiswa baru UI ini berada di kampus.
Mereka diharuskan datang pukul 07.45 pagi dan acara baru usai
pada 18.00 sore. Ada dua kali istirahat dan sekali istirahat
makan siang. Tata-tertib Penataran P-4 ini demikian ketat.
Peraturan yang diturunkan lewat Keputusan Rektor UI No. 055/1983
berisi empat bab terbagi dalam 46 pasal. Pada Pasal 14 misalnya,
dinyatakan, bila peserta penataran tak bisa mengikuti kegiatan
seama sehari penuh, dengan sebab apa pun, dinyatakan gugur.
Dengan kata lain: tidak lulus. Dua pilihan tersedia bagi yang
gugur ini: menunggu penataran tahun depan, atau mengikuti kuliah
Pancasila selama semester.
Toh, melihat tiga hari penataran berlangsung, kayaknya para
mahasiswa baru tenang-tenang saja. Beberapa orang menyatakan
senang, "karena cuma ikut ceramah 10 hari sudah dapat dua
kredit, dibanding harus kuliah satu semester," katanya. Dan
berbicara tentang materi penataran, sejumlah mahasiswa yang
dihubungi TEMPO berpendapat hampir sama. "Tak jauh berbeda
dengan pelajaran P-4 di SMA dulu," katanya. "Rasanya kok cuma
mengulang-ulang saja, tapi contohnya memang lebih banyak
sedikit."
Harap diketahui nama-nama mereka memang tercantum di dada, tapi
sayang tak bisa dimuat. Berdasar Pasal 41 ayat 2 Pedoman dan
Tata Tertib Penataran P-4 ini, dinyatakan "Peserta penataran
tidak boleh memberikan keterangan pers mengenai penataran."
Memang ketat, apa boleh buat.
Bagi Menteri P&K, terlaksananya penataran ini punya arti lain
pula. "Saya jadi menemukan kotak untuk mengajarkan Sejarah
Perjuangan Bangsa," katanya pekan lalu, sehabis mengukuhkan
promosi doktor di Fakultas Kedokteran UI. Maksud Nugroho, karena
sudah ada P-4 dalam Ospek maka kuliah Pancasila yang biasa
diberikan selama 1 semester lowong dan bisa diisi dengan kuliah
yang lain, ialah Sejarah Perjuangan Bangsa itu.
Soalnya, Menteri yang Guru Besar Sejarah itu, selama ini tak
menemukan waktu lowong guna mengajarkan Sejarah Perjuangan
Bangsa kepada mahasiswa. Memang, di Jurusan Sejarah FS-UI kuliah
itu diberikan. Tapi di jurusan lain tidak. "Untuk menambah satu
mata kuliah lagi, wah, rasanya terlalu berat bagi mahasiswa
nanti," kata Nugroho pula.
Penataran P-4 bagi mahasiswa baru UI ini dilaksanakan sebagai
uji coba. Bila ternyata dinilai berhasil, tahun depan "akan saya
terapkan di semua perguruan tinggi negeri," kata Menteri P&K
itu. Dan bila itu nanti terlaksana, Menteri P&K pasti merasa
lega. Soalnya, seperti yang dikatakannya dalam sambutan
pembukaan Penataran P-4 mahasiswa baru UI ini, "secara jujur
harus kita akui bahwa usaha memasyarakatkan ideologi Pancasila
dalam lingkungan kampus mengalami hambatan yang mungkin tidak
dijumpai di lingkungan lain." Hambatan itu menurut Nugroho ialah
"ideologi liberalisme dan ideologi Marxisme."
Kenyataannya memang, selama ini mahasiswa UI yang mengikuti
Penataran P-4 di BP-7 Pusat, baru tercatat sekitar 70-an.
Padahal jumlah mahasiswa UI sekitar 12 ribu. Maka dengan
Penataran P-4 untuk mahasiswa baru UI ini, agaknya UI ingin
mempelopori untuk mencetak akademisi yang berjiwa Pancasila.
Menarik agaknya, bila misalkan, dalam diskusi dalam Penataran
P-4 muncul pertanyaan begini: antara ilmunya dan Pancasilanya,
mana yang harus didahulukan? Sebab dalam negara yang berideologi
Marxisme, selain RRC sekarang, seorang ilmuwan bisa dicap
reaksioner bila ternyata ia lebih mementingkan ilmunya daripada
paham ideologinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini