Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Cakupan vaksinasi yang tinggi dapat menekan kasus Covid-19 dan mengubah situasi pandemi menjadi endemi. "Banyak negara melonggarkan (pembatasan) setelah cakupan vaksinasi mencapai 80 persen,” kata ahli biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Iwan Ariawan, Selasa, 28 September 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Iwan, cakupan vaksinasi yang tinggi akan menimbulkan kekebalan komunal. “Angka (kasus Covid-19) bisa dikontrol,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iwan menuturkan kasus Covid-19 bisa ditekan dengan mematuhi protokol kesehatan, testing, serta tracing. Pada saat menjadi endemi, kasus virus corona tidak bisa hilang. “Tapi bisa membuka aktivitas yang selama ini dibatasi,” tuturnya.
Sebelumnya, penemu vaksin AstraZeneca, Dame Sarah Gilbert, menyatakan Covid-19 akan melemah seiring dengan berjalannya waktu. Menurut Dame Sarah, virus corona akan menjadi seperti flu biasa. “Kita sudah hidup dengan empat virus corona manusia yang berbeda, akhirnya SARS-CoV-2 akan menjadi salah satunya,” kata Dame Sarah dalam webinar Royal Society of Medicine, akhir pekan lalu.
Menurut Dame Sarah, ini adalah soal waktu berapa lama yang dibutuhkan hingga Covid-19 bisa seperti flu biasa. Dia mengatakan umat manusia harus bersiap menghadapi berbagai pandemi. Investasi dalam jumlah kecil di bidang penelitian akan menghemat miliaran dolar AS pada masa depan.
Dame Sarah adalah orang di balik penciptaan vaksin AstraZeneca. Vaksin ini dipakai di seluruh dunia untuk membasmi virus corona di seluruh dunia.
Botol vaksin COVID-19 AstraZeneca yang telah habis digunakan saat vaksinasi dosis pertama untuk masyarakat umum di Desa Kesiman, Denpasar, Bali, 4 Mei 2021. Johannes P. Christo
Guru besar kedokteran dari Universitas Oxford, Sir John Bell, mengatakan Covid-19 akan menyerupai flu biasa pada musim semi mendatang. Dia yakin tingkat kekebalan orang terhadap virus ini bakal meningkat. Hal itu karena vaksin dan paparan virus telah berlangsung selama dua tahun.
Dia mengatakan umat manusia telah melalui beberapa epidemi besar dalam 100 tahun terakhir. Bell mengatakan tubuh manusia dibangun untuk menciptakan pertahanan dengan melibatkan antibodi baru. Dalam banyak kasus, antibodi dikembangkan oleh sistem kekebalan yang membantu melawan virus dan akhirnya membatasi penularan virus dari orang ke orang.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menyatakan Covid-19 diperkirakan bakal menjadi endemi di dunia. Dia mengatakan hal itu setelah mengutip survei yang dilakukan oleh Nature terhadap 100 ahli imunologi, virologi, dan peneliti penyakit menular.
Endemi adalah keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada dalam suatu populasi ataupun area geografis tertentu. "Bahwa 89 persen di antaranya sepakat Covid-19 akan tetap hidup bersama kita sebagai sebuah endemi atau artinya virus ini tidak akan berakhir menghilang sepenuhnya," kata Wiku.
Artinya, ujar Wiku, pada masa mendatang kekebalan masyarakat terhadap virus SARS-CoV-2 akan meningkat seiring dengan akselerasi vaksinasi ataupun infeksi alamiah. Sementara itu, angka perawatan dan kematian pasien Covid-19 akan berkurang meski virus masih tetap ada.
AFRILIA SURYANIS
#cucitangan #pakaimasker #jagajarak
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo