Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Telemedisin merupakan layanan medis online yang memungkinkan seseorang mendapat pelayanan kesehatan dari jarak jauh.
Pasien menyatakan puas atas layanan ini.
Meski begitu, pasien merasakan obat layanan telemedisin tiba terlalu lama.
JAKARTA — Seorang mahasiswa yang mengalami gejala Covid-19 baru mengetahui ada layanan telemedicine setelah menjalani tes di klinik kesehatan di Jakarta pada Sabtu, 22 Januari lalu. Hasil tes usap polymerase chain reaction (PCR) menunjukkan warga Jakarta itu positif terinfeksi Covid-19. “Awalnya saya tidak tahu ada fasilitas layanan kesehatan berupa telemedisin dan obat gratis dari pemerintah,” kata dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak lama setelah dinyatakan positif, ia mendapat pesan teks melalui WhatsApp dari akun resmi Kementerian Kesehatan bahwa dia mendapat bantuan penanganan Covid-19 dari pemerintah. Semula, ia mengira akan mengandalkan obat dari dokter di klinik yang memeriksanya. Namun, setelah hasil tes PCR tersambung ke akun PeduliLindungi, rupanya pemerintah tahu database orang yang positif Covid dan bisa diberi bantuan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melalui pesan tersebut, Kementerian Kesehatan memberikan arahan kepala pasien yang menjalani isolasi mandiri untuk melakukan telemedisin melalui beberapa platform kesehatan. Konsultasi kesehatan daring itu dapat diakses secara gratis dengan memasukkan kode voucer isolasi mandiri. Setelah itu dokter memberi resep obat digital yang selanjutnya dapat di-screenshot untuk dikirimkan pada laman https://isoman.kemenkes.go.id/tebusresep agar dapat dikirim ke alamat rumah.
Menurut pasien ini, dengan telemedicine, pasien isoman pengguna layanan itu dapat memilih dokter, bertanya, dan meminta arahan secara detail. Selain itu, pasien bisa mendapat resep obat digital. Pasien ini memilih menggunakan layanan kesehatan Halodoc untuk memperoleh konsultasi kesehatan daring.
Rupanya, dia tidak mendapat layanan konsultasi kesehatan secara gratis. Namun, dengan kode kupon, dia memperoleh potongan harga. Ia menceritakan terdapat fitur voice call, video call, dan chat yang ditawarkan. Atas tawaran ini, ia menggunakan fitur chat. “Saya puas sih karena dapat menanyakan apa saja selama isoman. Chat-nya terarsip. Jadi, bisa melihat lagi arahan dokter. Saya juga bisa tahu resep obat digitalnya apa,” ujar dia.
Setelah mendapat layanan konsultasi kesehatan daring dan resep obat digital, dia men-screenshoot resep itu dan mengirimkannya ke laman tebus resep isoman Kementerian Kesehatan. Sebelumnya, ia harus mengisi data yang dibutuhkan, seperti nomor induk kependudukan (NIK) dan alamat tempat isolasi mandiri.
Setelah itu, pasien isoman mendapat salah satu tipe paket obat, yaitu paket A untuk yang tidak bergejala atau paket B bagi yang bergejala ringan. Sayangnya, dia menilai proses kedatangan obat Covid-19 dari Kementerian Kesehatan terlalu lama. Sebab, obat sampai ke alamat dia dalam waktu lebih dari 24 jam. “Untungnya sudah dapat obat duluan dari klinik tempat saya periksa. Jadi lebih tenang,” kata pria berusia 21 tahun itu.
Menurut dia, program layanan kesehatan isolasi mandiri Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan untuk sementara tersedia di area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Kimia Farma di wilayah Jakarta melayani penebusan obat Covid-19 untuk pasien isolasi mandiri di lima gerai, yaitu Kimia Farma Jakarta Utara, Kimia Farma Jakarta Pusat, Kimia Farma Jakarta Selatan, Kimia Farma Jakarta Timur, dan Kimia Farma Jakarta Barat. Pasien isoman itu menduga penyebab lamanya obat sampai ke rumahnya karena pengirimannya menumpuk melalui Kimia Farma Jakarta Pusat.
Kelemahan lain telemedicine ini, kata dia, adalah layanan pesan WhatsApp Kementerian Kesehatan tidak bisa ditanya perihal sejauh mana kejelasan proses obat. “Jadi, saya cuma bisa pasrah kapan akan sampai obatnya,” ucap dia.
Ilustrasi aplikasi kesehatan. Tempo/Nurdiansah
Ia juga menceritakan, selama menjalani isolasi mandiri, ia mendapat pesan dari puskesmas kecamatan tempat domisili sesuai dengan kartu tanda penduduk bahwa ia akan mendapat pengawasan berkaitan dengan kondisinya. Namun, karena ia tidak tinggal sesuai dengan alamat KTP, ia tidak mendapat pengawasan kesehatan dari puskesmas. “Hingga saat ini tidak ada kontak untuk pengawasan kesehatan dari puskesmas,” tutur dia.
Masa pandemi membuat pelayanan telemedisin dipilih untuk menjadi alternatif baru yang memudahkan masyarakat menjangkau kebutuhan medis. Telemedisin merupakan layanan medis online yang memungkinkan seseorang mendapat pelayanan kesehatan dari jarak jauh.
Kementerian Kesehatan menyediakan layanan telemedisin isoman bagi pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, termasuk varian Omicron. Pasien bisa berkonsultasi online dan mendapat paket obat secara gratis melalui layanan itu.
Melansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, layanan dapat diakses melalui https://isoman.kemkes.go.id/ dengan syarat pasien harus melakukan tes PCR lebih dulu di laboratorium yang telah terafiliasi dengan sistem New All Record (NAR) milik Kementerian Kesehatan.
Jika hasilnya positif, laboratorium penyedia layanan tes Covid-19 akan melaporkan data hasil pemeriksaan ke database Kementerian Kesehatan. Kemudian, pasien akan menerima pesan WhatsApp dari Kementerian secara otomatis. Apabila tidak menerima pesan pemberitahuan, pasien bisa memeriksanya dengan menggunakan NIK melalui situs https://isoman.kemkes.go.id.
Setelah mendapat pesan pemberitahuan, pasien bisa langsung berkonsultasi online dengan dokter pada salah satu dari 17 platform telemedisin yang terafiliasi dengan Kementerian, di antaranya Aido Health, Alodokter, Getwell, Good Doctor, Halodoc, Homecare24, Klik Dokter, Klinikgo, Lekasehat, Link Medis Sehat, MILVIK, mDoc, Prosehat, SehatQ, Trust,edis, Vascular Indonesia, dan YesDok.
Untuk memperoleh layanan tersebut, pasien bisa menekan tautan dari pesan WhatsApp yang telah dikirimkan Kementerian Kesehatan atau bisa melalui situs pengecekan mandiri. Untuk mendapat paket obat dan berkonsultasi secara gratis, pasien diharuskan memasukkan kode voucer.
Setelah konsultasi selesai, dokter akan memberikan resep obat digital untuk pasien dan dapat ditebus dengan mengunjungi laman https://isoman.kemkes.go.id/pesan_obat. Perlu diketahui, pasien yang mendapat obat dan vitamin secara gratis adalah mereka yang layak melakukan isoman dengan kondisi tanpa gejala ataupun ringan.
Beberapa obat gratis yang didapat pasien berupa paket A untuk pasien tanpa gejala (OTG), terdiri atas multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet. Lalu paket B untuk pasien gejala ringan yang terdiri atas multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet, Favipiravir 200 mg 40 kapsul, atau Molnupiravir 200 mg 40 tablet serta parasetamol tablet 500 mg. Apabila pasien membutuhkan obat di luar paket tersebut, pembayaran dilakukan secara mandiri di luar layanan telemedisin.
Kemarin, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia mencapai 12.422 kasus. Jadi, total kasus sejak Maret 2020 berjumlah 4.343.185 kasus. Provinsi DKI Jakarta merupakan daerah tertinggi penularan dengan tambahan sebanyak 6.613 kasus. Pada posisi kedua adalah Provinsi Jawa Barat dengan 2.584 kasus.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah berfokus pada penanganan pasien terinfeksi varian Omicron melalui telemedisin. “Strategi layanan Kemenkes, dari yang sebelumnya ke rumah sakit, sekarang berfokus ke rumah. Sebab, akan banyak yang terinfeksi, tapi tidak perlu ke rumah sakit,” kata Budi Gunadi.
Budi mengatakan mayoritas pasien terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron memiliki gejala ringan dan tidak bergejala. Jadi, mereka tidak membutuhkan perawatan serius di rumah sakit. Pasien gejala ringan, kata Budi, hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah. “Pemerintah memberikan suplemen vitamin ataupun obat tambahan yang diizinkan penggunaannya,” kata dia.
RANDY DAVRIAN IMANSYAH | RISMA DAMAYANTI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo