Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

PBNU akan Gelar Kongres Bahas Masalah Keluarga Perkotaan: dari KDRT sampai Judol

PBNU akan mengundang pemerintah untuk bersama melihat persoalan keluarga perkotaan.

24 Januari 2025 | 16.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (dua kanan) dan jajaran pimpinan PBNU menyampaikan pemaparan kepada wartawan di Kantor PBNU, Jakarta, 3 Januari 2025. TEMPO/Hammam Izzuddin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama pada 31 Januari - 2 Februari 2025 sebagai salah satu rangkaian dari peringatan Hari Lahir ke-102 NU. Secara garis besar kongres ini terbagi dalam dua kegiatan utama, yaitu Kongres Keluarga Maslahat yang digelar di Hotel Bidakara pada 31 Januari-1 Februari 2025 serta Festival Keluarga Indonesia yang digelar di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, pada 1-2 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alissa Wahid selaku pengarah kongres mengatakan acara ini bertujuan melihat persoalan yang dialami oleh keluarga hari-hari ini. Sebab, ada banyak persoalan-persoalan yang dihadapi oleh keluarga secara langsung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Permasalahan tersebut di antaranya adalah meningkatnya angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Hal ini selaras dengan memburuknya kondisi kesehatan mental atau mental health yang dialami oleh anak-anak yang mayoritas Gen-Z.

“Sekarang ini, angka kekerasan dalam keluarga naik. Bukan hanya, misalnya, dari bapak ke ibu, atau bapak ke anak, tapi juga anak ke ibu, anak ke kakek," ujar Alissa dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 24 Januari 2025.

Selain itu, Alissa menyinggung soal tingginya angka perceraian yang diikuti menurunnya angka perkawinan. Sementara, untuk nikah siri jumlahnya juga ikut meningkat. “Saat ini angka perkawinan menurun dan (angka) nikah siri naik,” ujarnya.

Ketua PBNU Hasanuddin Ali mengatakan ada pula fenomena meningkatnya praktik judi online dan perundungan terhadap anak yang menjadi persoalan serius bagi keluarga di perkotaan. Sederet masalah ini, kata Ali, yang coba dibahas dalam kongres nantinya.

“Lanskap ini harus direspons oleh PBNU dengan mendekatkan sekaligus meningkatkan kehadirannya di masyarakat perkotaan. Jadi dua kegiatan ini (kongres dan festival) adalah dalam rangka meningkatkan layanan itu," kata Ali.

Dalam kongres ini, PBNU akan mengundang pemerintah untuk bersama-sama melihat persoalan dan menemukan jalan keluar atas masalah-masalah tersebut. Acara ini rencananya akan dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno karena topik bahasan di kongres selaras dengan tupoksi kementerian tersebut.

Secara rinci, Kongres Keluarga Maslahat NU 2025 akan diikuti oleh 300 peserta yang merupakan pengurus PBNU, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia, anggota Satuan Tugas Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (Satgasnas GKMNU), dan undangan kemitraan.

Di samping kongres, terdapat kegiatan lain, yakni Kick Off Harlah, Kongres Pendidikan NU, Resepsi Harlah Ke-102 NU dan Munas-Konbes NU. PBNU juga disebutkan akan meluncurkan aplikasi GKMNU.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus