Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pengurus PBNU periode 2021-2026 akan membangun rumah sakit di kabupaten dan klinik di kecamatan.
Pengurus baru PBNU akan membentuk badan usaha milik NU.
PBNU di bawah Yahya Staquf akan tetap membantu pelaksanaan agenda pemerintah di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan.
JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU periode 2021-2026 di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf berkomitmen meningkatkan pelaksanaan tiga program utama Nahdlatul Ulama. Ketiga program itu adalah peningkatan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua PBNU Bidang Pemberdayaan Perekonomian, Eman Suryaman, mengatakan ketiga program itu merupakan pekerjaan rumah pengurus periode mendatang. “Kebetulan saya ketua programnya. Kalau periode sebelumnya baru tahap pengawalan, sekarang ini tahap peningkatan,” kata Eman kepada Tempo, Jumat, 24 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eman menjelaskan, di bidang pendidikan, NU berkomitmen membangun lembaga pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sebelum Indonesia merdeka, NU sudah mendirikan lembaga pendidikan berbasis pesantren. Setelah negara ini merdeka, NU mulai merambah pendidikan formal, dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi. “Itu yang selalu terus dikembangkan,” ujar Eman.
Di sektor kesehatan, kata Eman, NU berharap memiliki lembaga kesehatan di setiap wilayah atau provinsi. NU berencana membangun rumah sakit di kabupaten dan membangun klinik di kecamatan. Lalu, di bidang ekonomi, NU menggagas pembentukan badan usaha milik NU atau BUMNU. Keberadaan badan usaha ini bertujuan membangun ekonomi kerakyatan dengan memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah di sektor pertanian, perikanan, perdagangan, pariwisata, serta teknologi informasi.
“BUMNU masih dikembangkan. Itu masuk program sekarang yang diputuskan dalam muktamar kemarin. Harapannya, kami bisa memacu ekonomi kerakyatan,” ucap Eman.
Menurut Eman, pengurus baru di bawah kepemimpinan Yahya Staquf akan tetap mengedepankan akhlakul karimah, kekeluargaan, dan kebersamaan. Eman menyebutkan bahwa Yahya tahu betul apa saja yang belum dan sudah dikerjakan pengurus periode terdahulu karena ia menjabat Katib Aam PBNU. “Jadi, masih satu gerbong besar PBNU lima tahun kemarin,” katanya.
Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 dalam mukmatar ke-34 di Bandar Lampung, kemarin. Ia mengalahkan inkumben Said Aqil Siroj. Dalam pemilihan itu, Yahya memperoleh 337 suara dan Said meraih 210 suara.
Ketua Umum PBNU terpilih, Yahya Cholil Staquf (kiri), berpelukan dengan mantan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj (kanan), seusai pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34, di Universitas Lampung, Lampung, 24 Desember 2021. ANTARA/Hafidz Mubarak A.
Yahya mengatakan agenda ke depan kepengurusannya adalah menghidupkan kembali semangat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, mantan Ketua Umum PBNU dan Presiden Republik Indonesia. “Tidak mungkin ada seseorang yang mampu menggantikan beliau (Gus Dur) setelah tiada. Tapi seluruh masyarakat dan NU masih membutuhkan fungsi, peran, serta kehadiran Gus Dur,” ujar Yahya.
Ia mengatakan NU tetap akan menjadi mitra pemerintah. NU akan membantu pelaksanaan agenda nasional di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan. PBNU bakal menjabarkannya dalam program-program konkret, yang akan dieksekusi oleh pengurus wilayah dan cabang.
“PBNU akan berperan sebagai pusat koordinasi dan konsolidasi dalam pelaksanaan program-program tersebut,” kata Yahya.
Ia pun berjanji akan melibatkan Said Aqil dalam membentuk kepengurusan baru mendatang. Selain itu, Yahya akan berbicara dengan Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar, karena dianggap memiliki pandangan tajam mengenai struktur kepengurusan. “Kami akan bertemu untuk membicarakan pembentukan struktur pengurus harian lengkap,” katanya.
Said Aqil mengaku bangga dan bergembira atas kemenangan Yahya. Ia bersyukur karena kontestasi berakhir dengan damai dan aman, meski persaingan keduanya sempat memanas. “Kami lupakan yang terjadi kemarin. Kami bergandengan tangan membesarkan Nahdlatul Ulama,” kata Said.
Said pun berjanji akan tetap menyebarkan Islam yang moderat dan toleran meski tak lagi menjadi pengurus NU. “Jadi pengurus atau enggak, itu adalah prinsip saya,” ujarnya.
Putri Gus Dur, Alissa Wahid, berharap PBNU di bawah kepemimpinan Yahya Staquf dapat mengembalikan kekuatan NU sebagai pendorong perubahan sosial ke arah kemaslahatan bangsa. Ia mengatakan dulu NU ikut melahirkan Indonesia. “Sekarang kita akan menagih pandangan Gus Yahya sebelum ini bahwa berpolitik itu harus mengedepankan kemaslahatan, bukan politik kekuasaan semata,” kata Alissa.
MAYA AYU PUSPITASARI | EGI ADYATAMA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo