Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas dan Protokol Sekretaris Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji menanggapi pose 3 jari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat foto bersama Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep yang viral. Dalam foto tersebut pose tangan Sultan seperti membentuk tiga jari yang diasosiasikan sejumlah pihak ke pasangan nomor tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ditya mengatakan pose tangan Sultan dalam foto itu adalah pose tangan ngapurancang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Beliau (Sultan HB X) dalam foto itu menunjukkan pose ngapurancang biasa, tidak ada maksud tertentu," kata Ditya Senin 15 Januari 2024.
Ngapurancang, kata Ditya, merupakan posisi tangan yang menunjukkan rasa hormat terhadap lawan bicara, rendah hati, dan mau mendengarkan aspirasi pihak lain.
Ditya mengatakan ngapurancang atau memegang tangan di depan badan terbagi dua macam.
Yakni ngapurancang inggil yakni tangan kanan memegang tangan kiri di bawah pusar dan ngapurancang andhap yakni sebaliknya, tangan kiri memegang tangan kanan di bawah pusar.
"Kedua jenis ngapurancang tersebut maknanya berbeda," kata dia.
Ngapurancang inggil menunjukkan kewibawaan, sedangkan ngapurancang andhap menunjukkan posisi tahu diri akan posisinya.
Dari foto yang diunggah di akun Instagram Kaesang, Sultan tampak melakukan gestur ngapurancang inggil atau menunjukkan makna kewibawaan.
"Jadi pose Ngarso Dalem (Sultan HB X) dalam foto itu natural saja, tidak ada maksud tertentu," ujar dia.
Ketua Umum PSI yang juga anak Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kaesang Pangarep sendiri bertemu Gubernur DIY Sri Sultan HB X Minggu 14 Januari 2024 di Komplek Kepatihan Yogyakarta.
PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Sikap Ngapurancang Sultan HB X saat Bertemu Kaesang yang Dipersepsikan Pose Tiga Jari