Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Balikpapan - Sejumlah warga korban gempa Palu, Sulawesi Tengah, masih bertahan tinggal di Posko Pengungsian Pangkalan TNI Angkatan Udara Dhomber Balikpapan. Kepala Urusan Operasi Lanud Domber Kapten Mulyono mengatakan hingga Selasa pagi ini, 16 Oktober 2018, tercatat ada 59 orang berada di tenda pengungsian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kemarin pagi masih 138 orang, tapi sudah pergi ke daerah tujuan masing-masing," ujar Mulyono saat ditemui di Lanud Dhomber Balikpapan, Selasa, 16 Oktober 2018.
Mulyono mengatakan, meski jumlah pengungsi sudah berkurang, masih ada yang datang setiap hari. Biasanya, pengungsi datang menumpang pesawat Hercules bantuan luar negeri, seperti dari Malaysia, Korea Selatan, dan Singapura.
Para warga yang datang dari Palu umumnya mendarat di Hanggar C dan D untuk pendaratan logistik dalam dan luar negeri. Mereka lantas dijemput oleh tim TNI gabungan menggunakan mini bus ke posko pengungsian.
Menurut Mulyono, rata-rata pengungsi yang datang berada dalam kondisi lapar, haus, dan trauma. "Mereka kerap bercerita ingin meninggalkan Palu dan mengamankan diri di sini," ujarnya.
Para pengungsi yang ingin meneruskan perjalanan ke rumah keluarganya di luar kota pun akan dicarikan donatur oleh pihak posko. Donatur rata-rata memberi bantuan dalam bentuk tiket penerbangan ke Jakarta, Surabaya, Padang, Samarinda, dan sejumlah kota lain.
Bila pengungsi tak memiliki keluarga di kota lain selain Palu, mereka akan ditampung di Asrama Haji Balikpapan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menyediakan kamar tinggal sementara untuk pengungsi.
Adapun di Posko Lanud Dhomber, pengungsi mendapatkan fasilitas yang lengkap. Mulai fasilitas mandi, cuci, kakus, musala, hingga makan dan minum, kebutuhan dasar tersebut terjamin.
Salah satu pengungsi, Bachtiar (53 tahun), mengaku Posko Lanud Dhomber Balikpapan bak posko bintang lima. "Di sini nyaman. Kami melupakan duka Palu sementara," ujarnya kepada Tempo.