Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Nusron Wahid Minta Korban Banjir Tak Khawatir Jika Sertifikat Tanah Rusak

Menteri ATR/BPN Nusron Wahid mendorong masyarakat untuk segera mengonversi sertifikat tanah yang dimiliki dari analog ke digital.

10 Maret 2025 | 13.04 WIB

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nusron Wahid memberikan keterangan pers setalah rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 17 Februari 2025. Tempo/Imam Sukamto
Perbesar
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nusron Wahid memberikan keterangan pers setalah rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 17 Februari 2025. Tempo/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid meminta korban banjir yang kehilangan atau mengalami kerusakan pada sertifikat tanah tidak perlu khawatir. Ia menyebut digitalisasi sertifikat tanah oleh kementeriannya adalah solusi agar dokumen kepemilikan tanah lebih aman dari risiko bencana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Semua tersimpan dalam dunia digital dan hanya pemilik dengan akses yang bisa menggunakannya," kata Nusron usai menghadiri acara Pengkajian Ramadan 1446 H, di Auditorium Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tangerang Selatan, dikutip dari keterangan resmi Kementerian ATR/BPN, Ahad, 9 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Nusron mendorong masyarakat untuk segera mengonversi sertifikat tanah yang dimiliki dari analog ke digital. Oleh karena itu, kepemilikan sertipikat tetap aman meskipun terjadi bencana. 

Jika sertifkat yang terkena banjir dan rusak masih dalam bentuk analog, Nusron mengimbau masyarakat untuk segera datang ke Kantor Pertanahan (Kantah) setempat untuk mengajukan permohonan penggantian sertipikat yang rusak.

Sejumlah wilayah di Indonesia dilanda banjir pada pekan lalu, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Salah satu wilayah yang lumpuh karena banjir adalah Bekasi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mencatat sejumlah kerusakan bangunan hingga infrastruktur dan korban akibat bencana longsor dan banjir Sukabumi sejak Kamis, 6 Maret lalu. BNPB juga mencatat ada lima korban meninggal dan empat orang dilaporkan hilang.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari jumlah rumah rusak tercatat ratusan unit dengan skala kerusakan sedang hingga berat.

Menurut data dari tim reaksi cepat di lapangan, ada sebanyak 150 unit rumah rusak ringan, 110 unit rumah rusak sedang, dan 95 unit rumah rusak berat. Untuk jumlah infrastruktur rusak yang terdata, antara lain sebanyak tiga unit jembatan rusak sedang, tiga unit jembatan rusak berat, satu sarana kesehatan rusak sedang, dan 27 titik jalan terdampak serta 16 titik jembatan penghubung antar desa lainnya juga ikut terdampak.

Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan pada 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus