Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Adu Pengaruh Jenderal di Pilkada Jawa Tengah

Tim pemenangan Lutfi-Yasin di pilkada Jawa Tengah terdiri atas 8 jenderal. Mempersempit pengaruh Andika, mantan Panglima TNI.

20 September 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Pilkada 2024. ANTARA/Didik Suhartono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DELAPAN pensiunan jenderal Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia masuk daftar tim pemenangan pasangan bakal calon Ahmad Luthfi dan Taj Yasin dalam pemilihan kepala daerah Jawa Tengah. Mereka di antaranya mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Dudung Abdurachman dan mantan Kepala Polri Sutarman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pensiunan jenderal lain adalah bekas Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dan mantan Wakil Kepala Polri Ari Dono Sukmanto. Lalu ada Bakti Agus Fadjari, Toto Nugroho, dan Nugroho Widyotomo. Mereka menjadi Dewan Pembina dan Dewan Penasihat Tim Pemenangan Luthfi-Yasin. Adapun ketua tim pemenangan pasangan ini adalah Anto Mukti Putranto, yang juga pensiunan jenderal TNI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dewan Pakar Tim Pemenangan Luthfi-Yasin, M. Iqbal Wibisono, mengatakan para pensiunan jenderal itu masuk tim pemenangan secara sukarela. "Seperti Pak Bibit itu mungkin karena beban moral sebagai mantan Gubernur Jawa Tengah," katanya, Kamis, 19 September 2024.

Menurut Iqbal, dukungan para pensiunan jenderal itu dibutuhkan untuk memenangkan Lutfhi-Yasin dalam pilkada Jawa Tengah. Sebagian dari mereka pernah bertugas di Jawa Tengah. "Seperti namanya, memang tugasnya memenangkan," kata politikus Partai Golkar ini. 

Bakal calon Gubernur Jawa Tengah Komjen Ahmad Luthfi (tengah) menyapa para simpatisan setelah mendaftar di kantor KPU Provinsi Jawa Tengah, Semarang, 28 Agustus 2024. ANTARA/Makna Zaezar

Luthfi-Yasin diusung oleh koalisi gemuk dalam pilkada Jawa Tengah. Partai pengusung pasangan ini adalah Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai NasDem, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Gelora, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Buruh, Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Garuda. Luthfi merupakan mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Sedangkan Yasin bekas Wakil Gubernur Jawa Tengah.

Pesaing Luthfi-Yasin adalah Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Andika Perkasa merupakan mantan Panglima TNI. Lalu jabatan terakhir Hendrar adalah Kepala Lembaga Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Sampai saat ini, Andika-Hendrar belum mengumumkan anggota tim pemenangannya. Meski begitu, Hendrar mengatakan pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan beberapa mantan jenderal untuk bergabung dalam tim pemenangan.

"Nanti biar Pak Andika dan teman-teman partai yang menentukan," ucapnya saat ditemui Tempo pada Kamis, 19 September 2024. "Artinya, (kami) sudah sering kumpul, tapi yang mana yang didaftarkan sebagai tim sukses dan mana yang tidak (didaftarkan), masih belum mendapat keputusan."

Sebelumnya, Andika mengatakan tidak terbebani oleh sederet pensiunan jenderal yang menjadi tim sukses pesaingnya. Ia menilai langkah Luthfi-Yasin menggandeng sederet nama pensiunan jenderal masuk tim pemenangan mereka merupakan bagian dari strategi. 

“Pelibatan purnawirawan jenderal TNI dan Polri tersebut hal yang bagus karena untuk menambah kekuatan,” katanya, Selasa, 10 September 2024. 

Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Jenderal (Purn.) Andika Perkasa (tengah) dan Hendrar Prihadi (belakang) menyapa para simpatisan setelah mendaftar di kantor KPU Provinsi Jawa Tengah, Semarang, 27 Agustus 2024. ANTARA/Makna Zaezar

Andika mengatakan tim pemenangan Andika-Hendrar juga sudah terbentuk. Tim pemenangan tersebut diketuai oleh Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Tengah. Andika menyebutkan tim pemenangannya akan menggunakan infrastruktur partai, dari pengurus cabang sampai pengurus daerah. “Nanti ada tambahan-tambahan juga," ujarnya.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komarudin, mengatakan langkah Luthfi-Yasin menggaet banyak pensiunan jenderal masuk tim pemenangan adalah untuk mengimbangi Andika yang mantan Panglima TNI. 

“Andika mantan Panglima TNI. Tentu kekuatan di tentaranya cukup besar sehingga Luthfi-Yasin menggandeng banyak pensiunan jenderal TNI/Polri,” katanya. 

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menduga strategi Luthfi-Yasin tersebut untuk mempersempit pengaruh Andika di kalangan tentara di Jawa Tengah. Sebab, Andika, yang baru saja pensiun dari TNI, diyakini masih memiliki bekas pengaruh kepemimpinan sehingga bisa dimanfaatkan untuk mempengaruhi pemilih. 

“Banyak purnawirawan ini memiliki bekas-bekas jejak kepemimpinan ketika mereka baru saja pensiun,” kata Agung. 

Namun Agung berpendapat Andika tidak perlu memakai taktik yang sama dengan merekrut purnawirawan jenderal. Andika, menurut dia, seharusnya memikirkan elemen kejutan untuk mendompleng elektabilitasnya dengan mengisi anggota tim sukses yang lebih variatif. Agung mencontohkan bagaimana bakal calon Gubernur Jakarta Pramono Anung merekrut Cak Lontong, seorang artis, sebagai ketua tim sukses. 

“Andika bisa pakai tokoh lain yang punya kekuatan massa atau elektoral besar,” ujarnya. 

Menurut Agung, Andika-Hendrar bisa saja mengisi ceruk nahdliyin—sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama— yang belum terwakili dalam kubunya. Mereka bisa merangkul kiai kampung atau tokoh pesantren agar ceruk pemilih mereka melebar ke kalangan pesantren. “Jadi, harus ada pertimbangan 'hijau' karena harus mewakili basis massa Islam perdesaan di Jawa Tengah,” ujarnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Jamal Abdun Nashr (Semarang) dan Septia Ryanthie (Solo) berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus