Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar aksi di depan Balairung UGM, Kamis, 2 Mei 2024. Aksi yang digelar untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional itu menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain berorasi menyampaikan tuntutan, mereka membentangkan sejumlah poster dan karangan bunga bertuliskan antara lain "Orang Miskin Dilarang Sakit", "Menggugat Siasat Rektor", serta "Selamat dan Sukses Hari Pendidikan Nasional, Semoga UKT Tidak Semakin Mahal".
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UGM, Nugroho Prasetyo Aditama, mengatakan pendidikan di UGM harus kembali pada hakikat sebagai kampus kerakyatan. UGM dapat mencapai kembali hakikat dasar tersebut dengan dua cara, yaitu menyerang hulu dan hilir.
Dari hilir, kata dia, menyampaikan keresahan dari teman-teman fakultas agar dapat ditindaklanjuti oleh rektorat sehingga dapat teratasi. Sementara dari hulu negara memandang pendidikan bukan sebagai cita-cita untuk mencerdaskan bangsa Indonesia, melainkan menjadi produk atau komoditas.
“Kita harus menjadi garda terdepan untuk tidak semena-mena menindas masyarakat dengan cara menggunakan pendidikan sebagai komoditas. Itu harapan kami agar mahasiswa bersama-sama dengan rekrotart bisa bersinergi ke atas sana,” kata mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik itu.
Dia juga menyampaikan pentingnya peran mahasiswa dalam proses penentuan UKT. Meskipun sudah dilibatkan, tetapi pelaksanaannya belum berjalan optimal. "Mahasiswa perlu terlibat secara substansial, bukan sekadar verifikator sehingga penentuan biaya pendidikan dapat dibuat merata dan setara."
Majelis Wali Amanat UGM dari perwakilan mahasiswa, Laksito Lintang Kinanthi, menilai pendidikan di Indonesia masih menjadi perhatian serius, terutama dari sumber dana. Menurut dia, pendidikan di Indonesia mendapatkan dana relatif kecil, yaitu sebesar 20 persen dari APBN.
Dana tersebut, dia melanjutkan, tidak dapat terdistribusi sempurna karena pendidikan memiliki beberapa tingkatan atau jenis, yaitu SD, SMP, SMA, PTN, PTS, PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum), pesantren, hingga sekolah militer.
Laksito menganggap konsep PTN BH ingin selalu dipercepat oleh pemerintah agar PTN dapat mandiri sehingga pemerintah membuat PTN BH sebanyak-banyaknya. "Tetapi dana tidak keluar sama sekali. Di sini ada indikasi bahwa pemerintah lepas tangan supaya PTN bisa mandiri,” katanya.
Aksi ini turut dihadiri para petinggi kampus UGM. Mereka adalah Sekretaris Universitas, Andi Sandi; Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Arie Sujito; dan Wakil Rektor Bidang SDM dan Keuangan, Supriyadi. Ketiganya menandatangani pakta integritas yang akan dibawa untuk audiensi berikutnya bersama mahasiswa.
Pilihan Editor: Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Tema Peringatan di 2024
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini