Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perploncoan sudah berumur tua di Tanah Air. Dan setiap tahun ia meminta korban. Namanya bisa saja mapram, ospek, inisiasi, atau apa pun, tetapi intinya adalah mempermainkan mahasiswa baru dengan berbagai cara yang kadang sangat tidak manusiawi. Setahun kemudian, ketika mahasiswa itu sudah berstatus "senior", ia menyalurkan balas dendamnya kepada mahasiswa yang baru, demikian seterusnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "plonco" adalah calon mahasiswa yang sedang mengikuti acara pengenalan kampus. Sedangkan yang disebut "diplonco" adalah diperlakukan sebagai orang baru yang tidak tahu apa-apa. Penafsirannya kemudian bermacam-macam. Yang paling populer adalah dengan melakukan penyiksaan fisik oleh mahasiswa senior terhadap mahasiswa yang baru masuk. Itu pun setelah kepala mahasiswa laki-laki digunduli seenaknya.
Mapram (masa pramahasiswa), sebutan perploncoan hingga tahun 1971, dikenal telah meninggalkan paling banyak korban. Puncaknya adalah kasus penyiraman soda api (caustic soda) terhadap 19 dari 424 "prama-prami" Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya. Setelah itu, keluar SK Menteri P&K No. 043/1971 yang melibatkan 23 instansi, dari Departemen P&K hingga Bappenas, untuk menghapus mapram.
Lalu, pemerintah mengganti mapram dengan POS (pekan orientasi studi). Ide POS ini adalah untuk melibatkan dosen dalam masa pengenalan mahasiswa, agar para senior tidak semena-mena. Tetapi, tetap saja terjadi kekerasan. Selanjutnya, POS diganti dengan OS (orientasi studi), dan yang terakhir ospek (orientasi studi dan pengenalan kampus), yang berlaku sampai kini. Toh korban berjatuhan di sana-sini.
Kekerasan masih diterapkan. Ada saja cara mahasiswa senior untuk membuat acara tambahan di luar jangkauan kampus. Di ITB, misalnya, dikenal istilah "jurig malam" atau setan malam, yang merupakan cara mahasiswa senior "menyiksa" yuniornya yang dilakukan malam hari, seperti ditakut-takuti dan disuruh berendam. Tiarap, digebuk kalau membangkang, sudah makanan sehari-hari mahasiswa barupadahal mahasiswa yang berdemo ke jalan protes keras kalau dirinya digebuk tentara. Jadi, mengapa perilaku begini masih saja terjadi walaupun nama program studi pengenalan kampus ini sudah berganti-ganti? Jawabnya: tidak pernah ada aturan yang jelas dan tegas dari pemerintah untuk orientasi studi ini.
BB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo