Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad mengatakan tenggelamnya kapal milik TNI Angkatan Darat di Kepulauan Seribu, Jakarta, disebabkan adanya kebocoran pipa strainer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Air masuk ke ruang mesin yang disebabkan adanya kebocoran di bagian pipa," kata Nur di gedung Kartika Media Center Dispenad, Jakarta Pusat, Rabu 21 Maret 2018. Dia menambahkan pipa tersebut berfungsi menyedot air laut sebagai pendingin mesin induk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapal KMC AD 1605 tenggelam saat berangkat ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, pada 12 Maret 2018. Kapal itu mengantar 65 prajurit TNI AD dalam rangka kegiatan bakti sosial. Kapal tersebut berjalan beriringan dengan satu kapal lain yakni KMC AD 0415.
Nur mengatakan tinggi gelombang laut pada saat itu mencapai 2-3 meter. Dari hasil investigasi, tingginya gelombang menjadi penyebab masuknya air laut ke ruang mesin.
Menurut Nur, nahkoda kapal mematikan mesin yang sudah terendam air laut. Dengan begitu, beban kapal semakin berat dan mengakibatkan kapal tenggelam perlahan.
Nur mengatakan kapal dalam kondisi baik dan layak untuk berlayar. Tenggelamnya kapal bukan disebabkan oleh kelebihan beban. Ia mengatakan bobot kosong kapal adalah 21 ton, kapasitas maksimum kapal adalah 28 ton. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.