Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Presiden Bidang Sosial, Angkie Yudistia meluncurkan Pusat Pelatihan Vokasi Disabilitas di Sekolah PKBMAlfa Omega, Tangerang, Banten pada Jumat 17 Februari 2023. Program Pelatihan berbasis vokasional ini disesuaikan dengan jenis ragam disabilitas siswa. Sehingga pelatihan tersebut tidak hanya adaptif, tapi tepat guna dengan kebutuhan industri kerja dan kondisi masing - masing disabilitas.
Pusat Pelatihan Vokasi Disabilitas Jadi Jembatan Permintaan dan Kebutuhan
"Kami berharap Pusat Pelatihan Vokasi Disabilitas mampu menjembatani antara permintaan dan kebutuhan yang melibatkan disabilitas sebagai aspek utama untuk terus dikembangkan kemampuannya sehingga bersifat kompetitif dan unggul dalam daya saing di industri kerja," ujar Angkie Yudistia dalam siaran pers peluncuran program ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selebritas, Ivan Gunawan tampak menghadiri acara itu bersama Miss Grand International Isabella Menin dan Miss Grand Indonesia Andina Julie. Selain itu, acara itu juga dihadiri Staf Khusus Presiden Dyas Hendro Priyono, Perwakilan Kamar Dagang Indonesia, Ibu-ibu Oase Kabinet Indonesia Maju, dan Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD).
Kuota 2 Persen Penyerapan Tenaga Kerja Disabilitas
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016, instansi maupun perusahan yang berada di bawah naungan pemerintah wajib memenuhi kuota dua persen penyerapan tenaga kerja disabilitas dan satu persen untuk perusahaan swasta. Survei Angkatan Kerja Nasional atau Sakernas Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menyebutkan dari 16,5 juta jiwa penyandang disabilitas, hanya 7,6 juta jiwa yang terserap dalam dunia kerja. Data Kementerian Tenaga Kerja mencatat, ada 1,73 persen perusahaan yang merekrut dan mempekerjakan penyandang disabilitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“1,73 persen itu berjumlah 969 perusahaan yang menerima pekerja dari penyandang disabilitas. Dan data Kementerian Tenaga ZKerja, hanya 0,02 persen atau 3.433 tenaga kerja disabilitas yang terserap ke pasar kerja. Tentu ini masih sangat minim jika kita melihat jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sebanyak 22,98 juta jiwa dengan 16,5 juta di antaranya merupakan usia produktif kerja,” tutur Angkie Yudistia.
Lantaran itu, ia berkeinginan mengajak seluruh elemen lintas sektor berkolaborasi menumbuhkan ekosistem yang ramah disabilitas agar bisa masuk dalam dunia kerja dan memenuhi kuota ketercapaian yang diamanahkan undang-undang.
Angkie Yudistia Ingin Keberadaan Disabilitas di Dunia Kerja...
Pusat Pelatihan Vokasi Disabilitas menjadi wadah untuk mengumpulkan disabilitas di Indonesia agar mendapat pelatihan yang disesuaikan dengan standar permintaan dunia kerja. Sehingga disabilitas yang masuk di dalamnya memiliki kemampuan siap pakai dalam instansi maupun industri swasta.
“Kita ingin, disabilitas yang ada di dunia kerja, bukan hadir karena sekadar ingin mencapai kuota, namun bisa berkontribusi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, baik BUMN, BUMD, swasta, hingga instansi pemerintahan. Mereka benar-benar memiliki skillset yang dibutuhkan sehingga Pusat Pelatihan Vokasi Disabilitas ini bersifat ready to work,” papar Angkie sebagai inisiator program ini.
Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM disabilitas di Indonesia tersebut mendapat dukungan dari Kementerian Ketenagakerjaan melaui Lembaga Pelatihan Kerja serta Kementerian Pendidikan dan Ristek melalui Lembaga Kursus dan Pelatihan. Angkie juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Forum Human Capital Indonesia (FHCI), kelompok swasta, dan berbagai Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD), untuk terlibat bersama untuk membangun ekosistem disabilitas yang berdaya.
Pilihan Editor: Difabel Kupu Sutera Mengolah Sutra Jadi Sepatu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.