Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Ragam Opsi dan Polemik Libur Sebulan Sekolah dan Madrasah selama Ramadan

Wacana libur sebulan sepanjang Ramadan bagi siswa sekolah dan madrasah menuai polemik, DPR dan Menko PM Cak Imin pun turut beri tanggapan.

17 Januari 2025 | 08.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Selasa, 31 Desember 2024. Tempo/Anastasya Lavenia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan bahwa keputusan mengenai diberlakukan atau tidak mengenai libur sebulan selama Ramadan bagi anak sekolah pada 2025 akan ditetapkan dalam secepatnya dalam pekan ini.

Tiga Opsi Mekanisme Libur Ramadan

Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa saat ini pihak kementerian masih memerlukan rapat lintas kementerian untuk menetapkan mekanisme libur Ramadan. Kementerian yang terlibat, antara lain Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang dikoordinasikan dengan Kemenko PMK. 

Mu’ti mengatakan bahwa pihaknya telah memiliki tiga opsi yang dipertimbangkan menjadi keputusan akhir untuk libur Ramadan nanti. Mu’ti menjelaskan bila ketiganya merupakan usulan-usulan yang ditampung dari suara masyarakat.

Opsi pertama mengusulkan bila libur Ramadan diterapkan secara penuh selama satu bulan. Usulan ini dibarengi ide mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang dapat diselenggarakan di masyarakat.

Opsi kedua adalah menerapkan libur dengan mekanisme yang sama dengan skema liburan pada tahun lalu. Hari libur diterapkan pada awal dan akhir Ramadan. "Biasanya dua hari atau tiga hari sampai nanti selesainya (pasca) rangkaian mudik,” ungkap Mu’ti, “yang berlaku sekarang kan begitu.”

Opsi ketiga adalah dengan meniadakan libur Ramadan sama sekali. Artinya, para pelajar hanya akan mendapat jatah libur sebagaimana libur setiap pekan yang diterapkan sekolah pada hari-hari sebelumnya.

Polemik Wacana Kebijakan Libur Ramadan Sebulan

Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ledia Hanifa Amalia mengungkapkan kekhawatiran terkait wacana Kemendikdasmen dan Kemenag soal libur sekolah selama satu bulan penuh Ramadan pada 2025 mendatang. Ledia ingin agar opsi meliburkan anak sekolah selama sebulan dikaji dan dianalisis lebih mendalam.

Ledia percaya bila analisis dapat membantu mengetahui sisi positif dan negatif wacana kebijakan libur sekolah selama satu bulan penuh Ramadan. Salah satu yang menjadi sorotan dari kebijakan tersebut adalah target kegiatan belajar mengajar.

"Kalau mau satu bulan libur berarti ada penugasan. Penugasan itu jadi bagian yang perlu dicermati," ucap Ledia dikutip dari keterangan tertulis pada Selasa, 7 Januari 2025. Ledia khawatir soal permasalahan ihwal target pembelajaran yang belum tercapai jika sekolah harus ditiadakan selama satu bulan penuh Ramadan. Akan tetapi, Ledia berharap bila pihak sekolah dapat berkreasi untuk mengantisipasi hal tersebut.

"Maka di bulan-bulan di pekan pertama, ada pembelajaran akademis tapi juga ada ibadah. Tinggal proporsional dan itu kreativitas sekolah sendiri," ucapnya. Ledia berkata kegiatan belajar mengajar hanya efektif pada dua pekan pertama Ramadan, selebihnya tidak lagi efektif. 

Pernyataan keberatan juga dilayangkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menilai rencana libur Ramadan satu bulan penuh bagi anak sekolah merupakan hal yang tidak perlu diterapkan. Saat ini, konsep kebijakan tersebut belum cukup jelas.

"Saya kira nggak perlu ya. Karena libur Ramadan itu belum jelas konsepnya lah," ujar Cak Imin di acara talkshow dengan ketua OSIS SMA sederajat se-Daerah Khusus Jakarta di Gedung Konvensi TMPN Kalibata, Jakarta Selatan pada Sabtu, 11 Januari 2025. Pria yang kerap disapa Cak Imin tersebut menganggap bila wacana soal libur sekolah satu bulan merupakan kebijakan yang belum memiliki konsep jelas bagi anak sekolah.

Imin mengatakan bila sebaiknya pembelajaran di sekolah tetap berjalan sebagaimana mestinya. Puasa seharusnya tidak menjadi penghalang untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menyambut Ramadan tidak berarti menghentikan semua kegiatan bagi para siswa. "Bukan hanya kelamaan (liburnya), puasa itu seperti kebiasaan sehari-hari," kata Cak Imin.

Imin memberi pesan agar siswa yang mampu berpuasa dipersilakan menjalani ibadah wajib tersebut. Namun, bagi yang belum kuat, hal tersebut bukanlah suatu masalah baginya.

Hanin Marwah, Novali Panji Nugroho, dan M. Rizki Yusrial berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Mendikdasmen Abdul Mu'ti Kantongi 3 Opsi Mekanisme Libur Ramadan, Salah Satunya Libur Sebulan Penuh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus