Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) tengah menelisik penyebab gangguan internet di Kota Jayapura, Papua yang terjadi sejak 30 April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima, layanan internet tidak dapat digunakan mulai sekitar 20.00 WIT sampai keesokan pagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sejumlah pengguna di kota Jayapura, internet baru bisa digunakan kembali pada 1 Mei 2021 pukul 10.55 WIT. "Meski kami juga menerima informasi ada yang belum bisa menggunakan internet sampai laporan ini dituliskan. SAFEnet masih bekerja untuk mengumpulkan data lebih banyak agar informasi menjadi lebih akurat," ucap Damar melalui keterangan tertulis pada Sabtu, 1 Mei 2021.
Namun, gangguan internet hanya dirasakan warga di Kota Jayapura. Sedangkan mereka yang tinggal di Kaimana, Boven Digoel, Manokwari, Teluk Bintuni, Biak, Serui, dikabarkan normal dan tidak merasakan gangguan.
Kondisi internet di Kota Jayapura sendiri hanya bisa digunakan (network health) 55 persen dengan network latency 2.866 ms.
"Berdasarkan informasi yang didapat dari media, kabel laut milik Telkom Jayapura putus pada titik 360 km. Akibatnya jaringan internet seluler tidak bisa digunakan sejak 30 April malam. Kepala Telkom Jayapura Sugeng mengatakan lokasi putusnya kabel laut tersebut berada di wilayah Jayapura antara Sarmi dan Biak. Penyebab putusnya kabel laut di titik 360 km itu masih belum diketahui hingga saat ini," kata Damar.
Hanya saja, kata Damar, jika dilihat posisi kabel di situs Telkom, dampak putusnya kabel di Biak seharusnya akan berimbas pada kota Jayapura, Sentani, Abepura, Sarmi, sampai Biak.
Karena itu SAFEnet, kata Damar, hingga kini masih mencari informasi ihwal penyebab gangguan internet tersebut.