Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Saung Harmoni, Kelompok Angklung Tunanetra

Saung Harmoni menjadi wajah ekspresi para tunanetra dalam bermain alat musik angklung, sekaligus mendapatkan manfaat psikologis.

4 Juli 2018 | 09.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kelopok musik angklung Saung Harmoni yang terdiri dari penyandang disabilitas netra sedang berlatih di Gedung Mitra Netra, Jakarta. TEMPO | Cheta NIlawaty

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Suara angklung sayup-sayur terdengar merdu dari belakang gedung Yayasan Mitra Netra di Jalan Gunung Balong II, Lebak bulus, Jakarta Selatan. Di sebuah auditorium, belasan orang tunanetra sedang menggoyangkan alat musik angklung diiringi suara gitar. Para penyandang disabilitas netra itu belajar bermain angkung dari Suryo Pramono, yang juga tunanetra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suryo Pramono mengatakan kelompok angklung Saung Harmoni yang dibentuk pada 2009 ini mulai dikenal lima tahun kemudian. Ketika berdiri, tercatat ada 40 pemain angklung di Saung Harmoni. "Namun seiring waktu, ada yang tidak aktif karena sekolah, ke luar kota, dan bekerja," ucap Suryo Pramono di Jakarta, Senin 2 Juli 2018.

Dalam bermain Angklung, para Tunanetra menggunakan nada tunggal. Satu buah Angklung saat digoyangkan berbunyi satu nada. Suryo menyebutnya sebagai "fix do". Menurut Suryo, yang dimaksud dengan fix do adalah nada murni tanpa terpengaruh kunci. "Jadi nada C yang dibunyikan benar benar nada C," ujar dia.

Lantaran memainkan nada murni, maka seorang tunanetra mewakili satu nada. Meski begitu, ada juga satu orang tunanetra yang memegang dua nada. Suryo Pramono mengatakan bukan hal mudah mengatur permainan angklung pada tunanetra. Musababnya, para pemain tidak melihat tanda yang diberikan oleh dirigen. Karena itu, untuk menjaga ritme nada tetap harmonis dan kompak, mereka harus rajin berlatih.

Saung Harmoni terus mengembangkan kemampuan bermusik mereka, termasuk menciptakan komposisi lagu baru. Supaya alunan nada tidak monoton, mereka mengembangkan teknik bermain angklung dengan diiringi alat musik lain, sepeti gitar, flute, dan kahon.

Suryo Pramono melanjutkan Saung Harmoni sudah sering tampil di tempat tempat umum, seperti pusat berbelanjaan, stasiun televisi, sampai di acara lembaga dan kementerian. Selain diharapkan dapat menambah penghasilan, bermain di Saung Harmoni memberikan terapi psikologis bagi tunanetra. "Tampil di depan publik dan saling berinteraksi sesama tunanetra adalah terapi psikologis buat kami," kata Suryo.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus