Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suara angklung sayup-sayur terdengar merdu dari belakang gedung Yayasan Mitra Netra di Jalan Gunung Balong II, Lebak bulus, Jakarta Selatan. Di sebuah auditorium, belasan orang tunanetra sedang menggoyangkan alat musik angklung diiringi suara gitar. Para penyandang disabilitas netra itu belajar bermain angkung dari Suryo Pramono, yang juga tunanetra.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Begini Cara Tunanetra Menonton Piala Dunia 2018
Ini Fungsi Tekstur Timbul Warna Kuning di Trotoar buat Tunanetra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suryo Pramono mengatakan kelompok angklung Saung Harmoni yang dibentuk pada 2009 ini mulai dikenal lima tahun kemudian. Ketika berdiri, tercatat ada 40 pemain angklung di Saung Harmoni. "Namun seiring waktu, ada yang tidak aktif karena sekolah, ke luar kota, dan bekerja," ucap Suryo Pramono di Jakarta, Senin 2 Juli 2018.
Dalam bermain Angklung, para Tunanetra menggunakan nada tunggal. Satu buah Angklung saat digoyangkan berbunyi satu nada. Suryo menyebutnya sebagai "fix do". Menurut Suryo, yang dimaksud dengan fix do adalah nada murni tanpa terpengaruh kunci. "Jadi nada C yang dibunyikan benar benar nada C," ujar dia.
Lantaran memainkan nada murni, maka seorang tunanetra mewakili satu nada. Meski begitu, ada juga satu orang tunanetra yang memegang dua nada. Suryo Pramono mengatakan bukan hal mudah mengatur permainan angklung pada tunanetra. Musababnya, para pemain tidak melihat tanda yang diberikan oleh dirigen. Karena itu, untuk menjaga ritme nada tetap harmonis dan kompak, mereka harus rajin berlatih.
Saung Harmoni terus mengembangkan kemampuan bermusik mereka, termasuk menciptakan komposisi lagu baru. Supaya alunan nada tidak monoton, mereka mengembangkan teknik bermain angklung dengan diiringi alat musik lain, sepeti gitar, flute, dan kahon.
Suryo Pramono melanjutkan Saung Harmoni sudah sering tampil di tempat tempat umum, seperti pusat berbelanjaan, stasiun televisi, sampai di acara lembaga dan kementerian. Selain diharapkan dapat menambah penghasilan, bermain di Saung Harmoni memberikan terapi psikologis bagi tunanetra. "Tampil di depan publik dan saling berinteraksi sesama tunanetra adalah terapi psikologis buat kami," kata Suryo.