Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Saya tidak cari-cari pekerjaan

Wawancara Tempo dengan Menko Polkam tentang sering hadir di berbagai acara, tindakan operasional, wewenang Menko Polkam, sering menyelipkan kata-kata porno, kehidupan pribadi yang terbuka, dst.

31 Maret 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELAMA ini banyak orang yang menyebut Sudomo senang "mencampuri" urusan pejabat lain. Lewat wawancara yang dilakukan Diah Purnomowati dari TEMPO, Senin pekan ini, bidang tugas, juga pribadi, Menko Polkam mungkin bisa lebih dipahami. Mengapa Bapak sering hadir dalam berbagai acara, seperti Pemilihan Putri ini-itu, atau pemilihan Pria Berbusana Terbaik? Ya, wong kalau masyarakat minta? Lha kan kita nggak bisa nolak. Karena itu, sering orang keliru nilai, dikiranya untuk masalah popularitas. Lo, saya popularitas untuk apa lagi? Saya kan selama ini.... (he-he). Menurut saya, pemimpin itu harus manunggal dengan masyarakatnya. Bapak banyak melakukan tindakan operasional, padahal kan tugas kerja Menko Polkam hanya sebagai koordinator. Ndak... bukan tindakan operasional, memang ada kaitannya dengan pekerjaan. Lo, kalau orang resah kan pasti Menko Polkam datang. Apa saja tugas dan wewenang Menko Polkam? Menko Polkam itu mengkoordinasikan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan aspek masalah politik dan keamanan. Juga mengkoordiniasikan 9 unsur, 5 menteri, Pangab, Jagung, dan Bakin. Koordinasi ini apa dalam bentuk operasional? Ambil contoh tindakan Bapak dalam menangani biskuit beracun? Lha, kan saya diminta karena ada situasi di mana orang itu makin resah yang ndak bisa dikendalikan. Itu pun saya diminta oleh Menko Ekuin untuk menanggulangi. Kalau begitu, menteri lain tidak sanggup, jatuhnya ke Menko Polkam? Ndak, di situ juga ada ketentuan. Dia juga mengadakan koordinasi ditinjau dari segi ada permintaan dari departemen di luar Polkam. Karena adanya aspek politik, jadi ini kan urusan Menko Polkam. Seperti Porsea (masalah tuduhan pencemaran terhadap PT Inti Indorayon Utama -- Red.), itu kan sudah jadi soal politik dan sudah buat orang resah. Dan itu juga atas permintaan dari Menko Ekuin. Tapi kalau soal asongan datang dari saya sendiri karena ada kaitan dengan pekerjaan saya, karena adanya masalah keamanan dan ketertiban. Dan, kebetulan saya bekas menaker. Kan saya yang mencetuskan sektor informal. Jadi, apa batasan kapan Bapak turun tangan? Tergantung situasi kondisi. Kalau soalnya sampai demikian rupa, misalnya suatu kebijaksanaan menimbulkan keresahan masyarakat, kan harus ditenangkan. Kalau pihak lain tidak bisa menenangkan, di sini akan tampil Menko Polkam. Dus, jelas job description-nya. Kalau ini menyangkut masalah stabilitas nasional. Mengganggu stabilitas nasional itu ada tiga hal: yang memecahkan persatuan kesatuan, kalau ada gejolak sosial, adanya G-30-S dan subversi lainnya. Jadi, kalau masyarakat resah, kalau ndak cepat ditanggulangi, kan bisa dampaknya pada stabilitas nasional. Jadi. ini bukan cari-cari pekerjaan, memang demikian. Setiap memberikan pidato, kadang Bapak dengan enak saja menyelipkan kata-kata yang kadang agak porno. Apa sebagai menteri tidak risi? Ndak, kan sense of humour itu bisa saja. Itu maksudnya, salah satu teknik saja, supaya orang rileks, baru kita omong persoalan pokoknya. Kan orang itu susah untuk cepat menyesuaikan. Itu namanya saya conditioning. Kan saya anak guru, jadi tahu ngajar. Harus tahu psikologi dan sosiologi. Bapak juga membuka kehidupan pribadi Bapak. Apa tidak pakewuh? Kalau saya berprinsip kita harus manunggal dengan masyarakat. Kadang-kadang masyarakat ingin tahu banyak, karena itu saya jelaskan, juga masalah pribadi. Untuk saya ndak ada persoalan. Masih merekam acara Aneka Ria Safari di TVRI? Masih, saya koleksi. Saya menghafal lagu dengan memindahkannya ke kaset. Saya putar ulang, di kamar mandi, di perjalanan, di kantor, jadi hafal. Saya suka semua lagu yang bagus-bagus lirik dan nadanya. Berapa jumlah pacar Bapak selama ini? Sampai seratus? He-he... ndak. Pacar itu kan sama saja dengan kenalan, kenalan kan banyak. Serius atau 'ndaknya hanya bisa dihitung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus