Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sebby Sambom Beberkan Jaringan Penyuplai Senjata ke TPNPB-OPM

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menyatakan organisasi mereka mendapatkan senjata api dari TNI.

10 Maret 2025 | 17.12 WIB

Mayor Amri Tabuni (kemeja biru) dan Sebby Sambom (kaos garis-garis). Dokumentasi TPNPB OPM
Perbesar
Mayor Amri Tabuni (kemeja biru) dan Sebby Sambom (kaos garis-garis). Dokumentasi TPNPB OPM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengatakan Yuni Enumbi masih memiliki jaringan sindikat untuk menyuplai senjata api kepada kelompok mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Jaringan sindikatnya itu dari Jakarta. Saya bilang teman saya ke Kopasus, pernah bawa tiga pucuk senjata api dari Surabaya," ucap Sebby kepada Tempo melalui telepon seluler pada Senin, 10 Maret 2025.

Meski telah dipecat sebagai prajurit TNI, Sebby menyebut Yuni bekerja sama dengan prajurit militer lainnya untuk bisnis menjual senjata api. Ia mengatakan Yuni memanfaatkan koneksi internalnya di TNI untuk mendapatkan akses jual beli senjata api.

"Sekarang Yuni Enumbi ini kan pernah ditangkap lalu disidangkan dipecat karena suplai senjata ke TPNBP-OPM, tapi dia masih punya komunikasi karena dia punya teman-teman tentara masih ada jaringan itu," kata dia.

Sebby mengaku jaringan jual beli senjata api untuk menyuplai ke OPM masih ada hingga saat ini. Ia mengatakan bahwa dalang utama yang mengirim senjata api ke wilayah Papua belum tertangkap.

"Bagaimana dia (Yuni) bisa ke Surabaya beli senjata-senjata itu lalu dibawa. Jaringan sindikatnya yang master plan-nya yang mengirim senjata dari Jawa itu kan belum ditangkap. Senjata itu pasti akan datang lagi," ujar Sebby.

Yuni Enumbi disebut-sebut mulai menyuplai senjata api ke OPM sejak jadi anggota TNI. Ia mengatakan pemberian senjata api itu sebelum Yuni dipecat dari TNI pada 2022.

"2022 ya, akhirnya dia dipecat. Dia memang waktu anggota TNI ini, dia biasa suplai senjata, makanya ditangkap, dan dipecat," kata dia.

Dia mengatakan kala itu Yuni menyuplai banyak jenis senjata api kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah. Seperti Avtomat Kalashnikova atau AK-47, misalnya, senapan serbu yang paling banyak dijual oleh Yuni beserta isi peluru kepada OPM.

"Saya pikir itu banyak. AK-47 semuanya lengkap-lengkap. Jenis-jenisnya lumayan banyak, makanya mereka lihat tembak tentara banyak, polisi banyak," ujar dia.

Sebby menyebut kelompoknya telah membeli peluru dan senjata api sejak 2004. Ia mengatakan hasil senjata hingga peluru itu didapatkan dari anggota TNI yang bertugas di wilayah Papua. 

"2004 itu sudah kami terima peluru-peluru dari anggota tentara aktif yang ada di semua pertahanan militer Indonesia di Jayapura, di Wamena, di Nabire, di mana-mana," kata Sebby.

Sementara itu, Tentara Nasional Indonesia membantah melakukan jual beli senjata ke OPM melalui pasar gelap. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan.

"Kami tidak pernah menjual senjata (ke OPM)," katanya saat dihubungi pada Senin.

Dia mengatakan bahwa pihaknya hanya fokus menjalankan tugas pokok dan fungsinya di Bumi Cenderawasih tersebut. "Menjaga kedaulatan NKRI, maupun melindungi dan mengayomi masyarakat," ujar Candra.

Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam pembuatan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus