Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sengketa air terjun

Desa telung berasap (leter w) yang terletak di perbatasan provinsi sumatra barat dan jambi diperebutkan antara kedua provinsi tersebut. menurut depdagri sumber penyebabnya kesalahan administrasi. (nas)

17 Desember 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIAM-diam, suatu pertikaian perbatasan kini tengah berlangsung antara provinsi Sumatera Barat dan Jambi. Yang diperebutkan: Leter W. Jangan salah sangka. Sungguh, ini bukan huruf, tapi nama sebuah desa di perbatasan kedua provinsi itu. Konon, nama aneh ini berasal dari waterval (air terjun) setinggi 25 meter yang terdapat di sana. Kabarnya, penduduk setempat menyingkat istilah Belanda ini menjadi Leter W. Oleh penduduk Solok (Sumatera Barat) sendiri, air terjun yang mengembun ini disebut lembah mangirai, sedangkan warga Kerinci (Jambi) menyebutnya telung berasap. Desa berpenduduk sekitar 1.200 orang ini tergolong sepi. Namun, ada empat warung di pinggir jalan yang menandakan bahwa di kawasan itu ada desa. Rumah penduduk terpencar-pencar, di ladang-ladang yang diliputi hutan belukar. Tidak ada pasar atau sekolah di desa ini. Penduduk berbelanja di desa tetangga. Para murid SD pun pergi ke desa tetangga, untuk belajar. Daerah dingin berhutan lebat ini subur serta banyak menghasilkan kopi, kentang, dan bawang. Sudah menjadi tradisi penduduk sekeliling kawasan itu untuk bertamasya di air terjun pada hari raya. Begitu pula pada hari raya Idul Adha pertengahan Juli lalu itu. Pengunjung yang berdarmawisata ke air terjun ramai sekali walau, untuk itu, mereka diharuskan membeli karcis masuk. Pertengkaran timbul tatkala Firdaus, penduduk asal desa Palompek, Kerinci, yang membuka ladang di Leter W, diharuskan juga membeli karcis. Merasa sebagai penduduk setempat, ia menolak. Timbul perkelahian dengan Bustami, si penjual karcis. Seorang polisi yang bertugas kemudian berhasil mendamaikan mereka. Namun, sorenya muncul Arifin alias Leong yang membawa serta ratusan pemuda. Mereka mencari Bustami, yang tak ditemukan. Sambil berteriak-teriak, mereka merusakkan kantor kepala desa serta beberapa rumah dan bangunan di pinggir jalan. Mereka bubar setelah hari mulai gelap. Esoknya, anggota kepolisian Kores 634 Kerinci dari Sungaipenuh (Jambi) datang. Para pelaku diciduk untuk diperiksa. Hasilnya: 54 terdakwa. Berkas perkara mereka kini sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Sungaipenuh. Pemerintah Daerah Tingkat II Solok menuntut agar pelaku perusakan di Leter W dipcriksa dan diadili di daerah hukum Solok. Menurut bupati Solok, H. Hasan Basri, desa itu termasuk wilayahnya. "Saya tidak sembarangan. Saya punya bukti otentik bahwa Leter W adalah daerah Solok," kata Hasan Basri. Ia menunjuk peta topografi tahun 1907 yang dituangkan dalam Staatblad 1910 Nomor 214 yang menjelaskan bahwa perbatasan Sumatera Barat dan Jambi terletak pada kilometer 200,65 dari Padang. Ketika Departemen Dalam Negeri menerapkan PP No. 5/1975 tentang pemerintahan desa, Leter W termasuk dalam wilayah hukum Kabupaten Solok. Karena itulah pemerintah daerah Solok telah mengangkat seorang kepala desa buat Leter W. Kepolisian Kerinci menolak tuntutan itu. "Saya polisi. Soal perbatasan bukan urusan saya. Itu urusan pemda," kata Mayor M. Lanin Admar, komandan Resort 634 Kerinci di Sungaipenuh. Sengketa perbatasan makin sengit tatkala tiba-tiba 23 November lalu bupati Kerinci, Awaluddin, melantik Arifin alias Leong, pemimpin "penyerbuan" ke Leter W, menjadi kepala desa Telung Berasap. Ajaibnya, yang disebut Desa Telung Berasap ini ternyata, ya, Leter W. "Soal perbatasan itu urusan Mendagri. Pokoknya, Desa Telung Berasap masuk wilayah Jambi," kata Sekwilda Tingkat II Kerinci, Ruslan Bahaudin. Pelantikan ini, katanya, telah berdasarkan persetujuan Mendagri. Belum jelas mengapa satu desa bisa mendapat dua nama dan dua kepala desa. Banyak yang mellduga, ini cuma kekeliruan administrasi yang bermula dari pengusulan nama yang berbeda ke Depdagri. Pemerintah daerah Solok mengusulkan dengan nama Leter W, sedangkan pemerintah Kerinci dengm nama Telung Berasap. Penduduk Leter W, tampaknya, tak tahu menahu tentang nama baru Telung Berasap bagi desa mereka. Selama ini, untuk berbagai urusan surat-menyurat, mereka selalu berurusan dengan kepala desa Leter W.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus