Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Setelah Bertemu Sandiaga, Pengusaha Buat Motif Batik 2 Jari

Salah satu pengusaha batik Laweyan Solo, Gunawan Muhammad Nizar memproduksi batik bermotif dua jari setelah dikunjungi Sandiaga Uno.

7 Maret 2019 | 15.05 WIB

Perajin  tengah menyelesaikan pembuatan kain batik bermotif dua jari di rumah batik Putra Laweyan, Solo, Kamis 7 Maret 2019. Pemilik Putra Laweyan, Gunawan Muhammad Nizar terinspirasi membuat motif itu usai bertemu Sandiaga pada bulan lalu |AHMAD RAFIQ
Perbesar
Perajin tengah menyelesaikan pembuatan kain batik bermotif dua jari di rumah batik Putra Laweyan, Solo, Kamis 7 Maret 2019. Pemilik Putra Laweyan, Gunawan Muhammad Nizar terinspirasi membuat motif itu usai bertemu Sandiaga pada bulan lalu |AHMAD RAFIQ

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pengusaha batik Laweyan Solo, Gunawan Muhammad Nizar memproduksi batik bermotif dua jari. Motif tersebut dibuatnya usai dikunjungi oleh Sandiaga Uno pada bulan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Gunawan, alasan utama pembuatan motif tersebut adalah masalah bisnis. "Simbol dua jari yang sering digunakan Sandiaga cukup eye catching," katanya saat ditemui di pabriknya, Kamis 7 Maret 2019.

Hal itu membuatnya mencoba untuk berkreasi dengan menggabungkannya menggunakan motif klasik lain sehingga tercipta desain yang dianggapnya lebih menarik. "Untuk isiannya menggunakan motif truntum," kata dia.

Meski bergambar dua jari, Gunawan mengatakan bahwa pembuatan motif itu tidak dikhususkan untuk membuat seragam kampanye. "tujuannya untuk pakaian yang digunakan sehari-hari," katanya.

Hal itu membuatnya memilih tidak menambahkan atribut berbau partai maupun nomor urut di motif yang dibuatnya. "Semua orang juga bisa menggunakannya untuk berbagai keperluan," kata dia.

Hanya saja, pemilik usaha batik Putra Laweyan itu belum bisa memproduksinya dalam jumlah besar. "Mungkin baru 200 potong yang kami buat," katanya. Sebab, dia hanya membuatnya dalam bentuk batik tulis kombinasi cap. "Bukan printing, sebab printing itu batik palsu," katanya.

Sebelumnya, Sandiaga pernah berkunjung ke Kampung Batik Laweyan pada awal Februari kemarin. Saat itu Sandiaga bertemu dengan para pengusaha batik serta warga di kediaman Gunawan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus