Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Soal Anies Baswedan Capres, Pengamat: Prabowo Kuncinya

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan peluang Anies Baswedan untuk menjadi calon presiden di Pilpres 2019 sangat kecil.

9 Juli 2018 | 13.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gubernur DKI Anies Baswedan memimpin apel pelaksanaan penertiban air tanah dan sumur resapan di Jakarta Indusrial Estate Pulogadung atau JIEP, Jakarta Timur, 9 Juli 2018. Pemeriksaan akan dilakukan pada 9-20 Juli 2018 terhadap 40 pabrik di Pulogadung dan 40 pabrik di Daan Mogot oleh Tim Pengawasan Terpadu Sumur Resapan Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Air Tanah. TEMPO/Fakhri Hermansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan digadang-gadang menjadi calon presiden oleh Partai Keadilan Sejahtera. Namun menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, peluang Anies Baswedan untuk menjadi calon presiden di Pemilihan Presiden 2019 sangat kecil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Qodari mengatakan, kecilnya peluang ini karena pencalonan Anies untuk menjadi capres harus mendapat dukungan partai politik, terutama dukungan Ketua Umum partai Gerindra, Prabowo Subianto. "Saya kira pak Prabowo ya kuncinya," kata Qodari kepada Tempo, 9 Juli 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Qodari mengingatkan bahwa Anies Baswedan bukanlah ketua maupun anggota sebuah partai politik. Sementara, untuk maju menjadi calon presiden wajib mendapat dukungan dari partai politik. "Berbeda dengan Pilkada, untuk Pilpres tidak ada calon perseorangan, mau tidak mau harus dapat dukungan partai politik," katanya.

Adapun partai sampai saat ini masih harus mengikuti syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential treshold. Dalam Undang-undang, disebut partai pengusung harus mendapatkan minimal 20 persen suara dukungan DPR pada Pemilu 2014. Aturan itu kini tengah digugat oleh beberapa elemen sipil.

Gerindra, lanjut Qodari, telah mendapatkan suara 13 persen. "Gerindra hanya tinggal berkoalisi dengan salah satu partai menengah saja. Entah itu PKS, PAN, atau PKB," ujarnya.

Qodari berujar, koalisi dengan salah satu partai tersebut sudah cukup untuk persyaratan 20 persen. Namun Qodari mengatakan bahwa masalahnya adalah dia melihat hingga hari ini Prabowo beserta seluruh pengurus partai Gerindra hanya mau Prabowo yang menjadi presiden, bukan Anies Baswedan. "Saya kira kesulitannya disitu," katanya.

Dia juga memperkirakan hampir mustahil bagi Prabowo untuk mau menjadi cawapres. Menurutnya, selain lebih senior, Prabowo juga lebih mendapatkan banyak dukungan untuk maju sebagai capres. "Kalau pak Prabowo mau jadi cawapres, langsung jadi wakilnya Jokowi saja. Hampir pasti langsung jadi itu daripada jadi wakilnya Anies Baswedan," katanya sembari tertawa.

Wacana Anies Baswedan menjadi calon presiden memang banyak berhembus belakangan ini. Jumat, 6 Juli 2018 lalu, sekelompok relawan yang menyebut dirinya "Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES)" mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat. Aliansi yang diketuai oleh La Ode Basir ini secara terang-terangan mendeklarasikan dukungannya untuk Anies Baswedan untuk maju sebagai Presiden di Pilpres 2019.

RYAN DWIKY ANGGRIAWAN

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus