Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Soal Politikus Sontoloyo, Jokowi: Cari Simpati Pakai Adu Domba

Jokowi menjelaskan maksudnya mengenai politikus sontoloyo. Salah satunya,yang menyerang lawan dengan cara tidak baik.

24 Oktober 2018 | 12.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo alias Jokowi (tiga dari kiri) menyambangi Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa, 16 Oktober 2018. Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasmita, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan maksud pernyataannya soal politikus sontoloyo. Menurut dia, politikus sontoloyo adalah mereka yang menggunakan cara tidak sehat demi meraih simpati masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menuturkan politikus sontoloyo ini kerap muncul jelang pemilihan umum. "Segala jurus dipakai untuk memperoleh simpati rakyat tapi (dengan cara) yang gak baik, sering menyerang lawan politik dengan cara-cara yang tidak beradab juga tidak ada tata kramanya," kata Jokowi di Indonesia Convention Exhibition, BSD, Tangerang, Rabu, 23 Oktober 2018.

Menurut Jokowi, lewat pernyataannya itu ia ingin mengingatkan jika saat ini bukan lagi masanya kampanye dengan cara tidak sehat. Ia ingin tidak ada lagi politik adu domba, politik pecah belah, dan politik kebencian.

Jokowi berujar sekarang adalah masanya menarik simpati masyarakat lewat adu program, gagasan, dan rekam jejak. "Kalau masih pakai cara-cara lama seperti itu, masih memakai politik kebencian, politk SARA, politik adu domba, politik pecah belah, itu namanya politik sontoloyo," kata dia.

Sebelumnya Jokowi mengatakan banyak politikus sontoloyo di Indonesia. Ia meminta masyarakat hati-hati terhadap mereka yang masuk kategori ini.

"Hati-hati banyak politikus baik-baik tapi banyak juga politikus sontoloyo," kata Jokowi saat membagikan sertifikat tanah untuk rakyat di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta, kemarin.

Sebelum melontarkan pernyataan itu, Jokowi menjelaskan alasan pemerintah berencana mencairkan dana kelurahan tahun depan. Namun rencana ini oleh sejumlah pihak terutama kubu oposisi dinilai politis.

Padahal, kata Jokowi, dana kelurahan ini ditujukan untuk kepentingan masyarakat di perkotaan setelah ada dana desa bagi penduduk pedesaan. Masyarakat bisa menggunakan dana kelurahan ini untuk memperbaiki jalan atau saluran air.

Ahmad Faiz

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus