Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut mengomentari usul Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, terkait orang kaya menikahi orang miskin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Urusan cinta mah urusan batin dan takdir Allah. Dipaksa-paksa atas nama ekonomi, atas nama apa saja, saya tidak melihat ada relevansinya,” kata dia di Bandung, Kamis, 20 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ridwan Kamil mengatakan, boleh saja usul itu, asal atas dasar cinta. “Boleh saja si miskin kawin dengan yang kaya kalau saling mencintai, begitu sederhana,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menjelaskan alasan ia mengusulkan adanya fatwa agar orang kaya menikahi orang miskin.
Muhadjir mengatakan ide ini berangkat dari data yang menyebut ada 5 juta kepala keluarga yang masuk kategori rumah tangga miskin. Dia menyebut meningkatnya angka kemiskinan juga segaris lurus dengan meningkatnya penyakit seperti sunting
"Di Indonesia ini kan ada ajaran agama yang kadang-kadang disalahtafsirkan, kalau mencari jodoh yang setara, apa yang terjadi? orang miskin cari juga sesama miskin, akibatnya ya jadilah rumah tangga miskin baru," kata Muhadjir dalam sambutannya di acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu 19 Februari 2020.
Muhadjir Effendy mengatakan pernikahan semacam ini menjadi problem di Indonesia. "Maka mbok disarankan Pak Menteri Agama bikin fatwa, yang miskin wajib cari yang kaya, yang kaya cari yang miskin," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.
Selain itu, dia juga terus menginisiasi wacana sertifikasi pranikah agar tidak memunculkan keluarga miskin baru di Indonesia. Program ini, kata dia, sudah diterapkan di Korea, Malaysia, dan Singapura.