Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sejarah bangsa Indonesia, Soekiman Wirjosandjojo merupakan sosok penting yang turut serta dalam pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namanya dikenal sebagai Perdana Menteri Indonesia ke-6 pada 27 April 1951-3 April 1952 dalam Kabinet Sukiman-Suwirjo. Tak hanya itu, Soekiman Wirjosandjojo juga merupakan tokoh politik dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang tergabung dalam organisasi Masyumi.
Dilansir dari p2k.unkris.ac.id, Soekiman Wirjosandjojo lahir di Surakarta, 19 Juni 1898 dan merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Keluarganya termasuk kalangan berada, terpandang,dan penganut Islam yang taat. Diketahui, ibunya merupakan seorang pendakwah ajaran agama di kampung halamannya.
Soekiman Wirjosandjojo menempuh pendidikan dasarnya di Boyolali, tepatnyadi Europeesche Lagere School. Selepas lulus, Soekiman Wirjosandjojo melanjutkan pendidikan di STOVIA Jakarta. Gelar dokternya diperoleh setelah Soekiman Wirjosandjojo menempuh studi di Universitas Amsterdam untuk mempelajari penyakit dalam.
Sebelum melanjutkan studi di Belanda, Soekiman Wirjosandjojo menikah dengan Kustami, putri dari Dr. Keramat. Setelah menikah, Soekiman Wirjosandjojo memutuskan pindah ke Kota Yogyakarta sebagai tempat memulai kehidupan pernikahan dengan istrinya. Soekiman Wirjosandjojo sempat bekerja di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Masa pendudukan Jepang menjadi awal Soekiman Wirjosandjojo terjun ke dunia politik. Dilansir lib.litbang.kemendagri.go.id, Soekiman Wirjosandjojo berjuang bersama umat Islam lainnya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia melallui organisasi Masyumi. Soekiman juga tercatat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Setelah itu, pada 31 Januari 1948, Soekiman Wirjosandjojo masuk ke bagian susunan Kabinet Hatta pertama sebagaiMenteri Dalam Negeri.
Pada Kabinet Hatta kedua, Soekiman Wirjosandjojo diangkat sebagai Menteri negara. Ketika Indonesia kembali ke negara kesatuan, Soekiman Wirjosandjojo terpilih sebagai Perdana Menteri Indonesia keenam pada 27 April 1951-25 Februari 1952 setelah jatuhnya Kabinet Natsir.
Namun, Soekiman Wirjosandjojo harus dicopot dari jabatannya itu setelah mendapatkan mosi tidak percaya karena terungkapnya perjanjian keamanan yang dibuat oleh Soekiman Wirjosandjojo bersama Amerika Serikat.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Sejarah Pemberian Tunjangan Hari Raya THR di Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini