Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Suryo Tan Bilang Uangnya Sudah Diberikan

26 Desember 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LOW Kok Thye tak pernah menyangka Suryo Tan bakal mengkhianati kepercayaannya. Bos perusahaan Malaysia, Southern Keratong Plantation Sdn Bhd, itu menganggap Suryo telah menipunya dalam pengurusan hak guna lahan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

Warga Malaysia yang biasa dipanggil Nick Low atau Dr Nick itu menceritakan kasus yang membuat dia bersengketa dengan Suryo. Kepada Anton Aprianto dan Prihandoko dari Tempo, Nick menjelaskan semuanya dalam wawancara di Hotel Sheraton Grand, Jakarta Selatan, Rabu dua pekan lalu.

Bagaimana Anda bisa mengenal Suryo Tan?

Perusahaan kami punya masalah tanah telantar pada akhir 2011. Kami tidak mengerti cara mengurusnya. Kemudian Raymond Wong, pengacara perusahaan, mengaku mengenal orang yang bisa membantu mengurus masalah itu. Namanya Suryo Tan. Kami cek background-nya. Memang sempat banyak masalah, tapi empat-lima tahun terakhir dia bersih.

Kapan pertama kali bertemu?

Akhir November 2011 di Hotel Century, Jakarta. Kami tak membicarakan apa-apa. Suryo cuma bilang sudah bertobat, bahkan dia membawa Alkitab. Setelah itu, kami beberapa kali bertemu. Dia mau membantu kami dan mulai bekerja pada Mei 2012.

Apa tugas Suryo?

Dia membantu menyelesaikan masalah tanah telantar saja. Dia juga menjadi komisaris. Kami mendukung dia dengan memberikan mobil dan biaya operasional. Enam bulan pertama, dia memang bekerja dengan transparan. Banyak masalah yang selesai. Tapi, setelah itu, dia selalu menghalangi kami bertemu dengan orang yang terkait dengan pengurusan lahan. Salah satunya bupati.

Apa alasan Suryo?

Dia bilang orang-orang itu tidak suka kepada kami. Waktu itu, ada masalah anti-Malaysia terkait dengan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan. Dia mengaku sebagai orang Indonesia, bukan Singapura.

Kapan mulai timbul konflik?

Sejak akhir 2014. Kami mengecek ke lapangan. Ternyata, bukannya menyelesaikan masalah, dia malah membuat masalah baru. Pada 2015, hampir 8.000 hektare lahan kami di Paser diblokir polisi. Sewaktu kami mencoba minta dibuka kembali, ternyata blokir itu atas permintaan Suryo sendiri. Belakangan, kami tahu dia ingin menguasai lahan itu.

Mengapa Suryo diberi saham?

Setiap kali bertemu dengan bupati, Suryo bilang yang diurus adalah perusahaannya. Kemudian dia meminta saham supaya benar-benar dilihat sebagai pemegang saham.

Suryo juga ditugasi mengurus lahan yang diambil alih perusahaan tambang?

Awalnya kami bernegosiasi, tapi gagal. Jadi dia bilang akan menggunakan polisi untuk mengambil alih lahan itu.

Soal permintaan uang untuk petinggi kepolisian?

Izin tambang mau tak mau menyangkut soal hukum. Kalau sudah bicara hukum, ya, pasti ke polisi. Suryo bilang sebaiknya ada uang yang diberikan ke polisi. Dia meminta Rp 14 miliar untuk Komisaris Jenderal Budi Gunawan, yang saat itu Kepala Lembaga Pendidikan Polri, guna membantu menyelesaikan persoalan perusahaan. Uang itu untuk menekan perusahaan tambang supaya mau menjual murah tanah yang sebetulnya milik kami. Suryo mau menggunakan polisi untuk membuat pressure. Kalau tidak salah, permintaan itu pada 2014.

Apa alasan yang diberikannya untuk Budi Gunawan?

Suryo pernah mengajak saya berkenalan dengan Budi Gunawan di sebuah restoran di Bali pada akhir November 2012. Waktu itu, Budi adalah Kepala Kepolisian Daerah Bali. Memang tak membicarakan apa-apa. Waktu itu, Suryo cuma mau menunjukkan yang dia kenal dan bisa membantu kami.

Bagaimana dengan perwira tinggi lain?

Menurut Suryo, Anas Yusuf—ketika itu Kepala Polda Kalimantan Timur, kini Gubernur Akademi Kepolisian—juga bisa membantu menyelesaikan masalah. Kami diminta mengeluarkan Rp 6,05 miliar untuk Anas.

Anda pernah menanyakan kepada Suryo apakah uang itu sampai?

Pernah. Dia bilang uang sudah diberikan ke mereka.

Anda yakin uang itu sampai?

Saya yakin ada uang yang sampai. Tapi, kalau semuanya, saya tidak yakin dan tidak berani menjamin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus