Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kontroversi Syarat Vaksinasi Anak

Syarat bagi suatu daerah supaya bisa menggelar vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun diminta dibatalkan. Syarat ini membuat anak usia sekolah dasar terhambat mendapat imunisasi corona.

 

14 Desember 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Siswa mengikuti vaksinasi Covid-19 di Jakarta, 27 Juli 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • ITAGI tak pernah merekomendasikan cakupan vaksinasi menjadi syarat pelaksanaan imunisasi Covid-19 bagi anak 6-11 tahun di daerah.

  • Anak usia sekolah dasar juga rentan tertular Covid-19.

  • Pemerintah mensyaratkan cakupan vaksinasi di daerah untuk menggelar imunisasi kepada anak 6-11 tahun karena stok vaksin terbatas.

JAKARTA – Kementerian Kesehatan memberikan dua syarat kepada daerah yang dibolehkan memulai vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6 tahun sampai 11 tahun. Dua syarat itu adalah cakupan vaksinasi di suatu daerah minimal 70 persen suntikan dosis pertama dari target imunisasi secara umum, serta minimal 60 persen suntikan dosis pertama dari target imunisasi kelompok lanjut usia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Syarat vaksinasi anak ini diatur lewat Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Selama Natal dan Tahun Baru. "Kebijakan syarat cakupan vaksinasi ini akan tetap terus dipertahankan," kata juru bicara vaksinasi nasional, Siti Nadia Tarmizi, kemarin. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nadia mengatakan pemerintah memutuskan menggunakan vaksin Sinovac untuk imunisasi anak usia 6-11 tahun. Vaksin buatan Cina ini sudah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) mengkritik kebijakan syarat cakupan vaksinasi yang ditetapkan oleh pemerintah untuk memulai imunisasi anak di suatu daerah itu. ITAGI meminta penyuntikan antibodi Covid-19 untuk anak usia di atas 5 tahun ini tidak boleh dibatasi dengan syarat cakupan vaksinasi. 

Pengamat vaksin sekaligus Sekretaris Eksekutif ITAGI, Julitasari Sundoro, mengatakan seharusnya pemerintah melonggarkan aturan vaksinasi bagi daerah yang mampu mengumpulkan anak untuk diimunisasi serta untuk daerah terpencil. Ia menilai keputusan pemerintah menerapkan syarat cakupan vaksinasi ini tidak tepat. Sebab, rekomendasi yang dikeluarkan ITAGI terkait dengan vaksinasi anak usia 6-11 tahun tidak disertai dengan syarat cakupan vaksinasi di setiap daerah. 

"Vaksin boleh saja diberikan bagi yang belum mencapai cakupan vaksinasi itu," kata Julitasari. 

Ia berpendapat, vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun seharusnya dipercepat. Sebab, pemerintah telah mengizinkan vaksinasi untuk anak usia sekolah dasar tersebut. "Mereka juga perlu dilindungi," katanya. 

Tenaga kesehatan melakukan screening pada pelajar sebelum disuntikkan vaksin Covid-19 di Jakarta, 1 Juli 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis

Senada dengan Julitasari, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menyarankan pemerintah membatalkan syarat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia di atas 5 tahun tersebut. Ia mengatakan anak merupakan bagian dari populasi yang berhak mendapat vaksinasi. Di samping itu, anak usia 6-11 tahun juga sangat rentan tertular virus corona

"Apalagi mereka sudah masuk sekolah dan ada ancaman varian Delta yang belum selesai serta potensi masuknya Omicron," kata Dicky. 

Menurut Dicky, syarat cakupan vaksinasi ini seharusnya diterapkan dalam pemberian suntikan ketiga atau booster kepada kelompok lansia dan berisiko. Syarat cakupan vaksinasi dalam pemberian booster diberikan sebagai upaya menerapkan prinsip kesetaraan dan etika. 

Merespons kritik tersebut, Siti Nadia menjelaskan, pemerintah memutuskan menerapkan syarat cakupan vaksinasi bagi daerah yang berhak menggelar imunisasi anak usia 6-11 tahun karena pemerintah harus tetap mengutamakan target prioritas imunisasi sejak awal. Pertimbangan lain, pasokan vaksin Covid-19 masih terbatas. 

"Vaksin yang digunakan juga tidak bisa datang sekaligus. Makanya kami buat syarat prioritas cakupan, terutama untuk lansia," kata Nadia.

Nadia mengatakan pemerintah pusat sudah meminta setiap kota atau kabupaten yang ingin memulai vaksinasi anak usia di bawah 11 tahun agar berusaha mencapai target imunisasi minimal 60 persen bagi kelompok lansia karena potensi angka keparahan dan kematian kelompok ini sangat tinggi ketika terinfeksi virus dibanding anak-anak. Ia berharap, dengan adanya syarat tersebut, daerah akan berpacu mempercepat vaksinasi kelompok lansia. Apalagi cakupan vaksinasi Covid-19 untuk lansia masih sangat rendah, padahal imunisasi terhadap mereka sudah dimulai sejak Maret 2021. "Kenapa kami tetapkan syarat karena kami memetakan kelompok rawan untuk diprioritaskan," ujarnya. 

IMAM HAMDI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus